MENARAnews, Jambi – Angkasa Pura II Indonesia’s Airport Company mengadakan latihan Penanggulangan Kecelakaan Udara, Airport Emergency Exercise 2016 Siginjai IV Sultan Thaha Syaipudin Airport bertempat di Terminal Lama Bandara Sultan Thaha Syaipudin, Rabu pagi (31/08/2016). Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jambi, H. Zumi Zola Zulkifli, S.TP, MA. Turut serta pada kesempatan ini, Korem 042 Gapu Kolonel Inf. Refrizal, Wakil Walikota Jambi H. Abdullah Sani, pimpinan maskapai penerbangan yang ada di Jambi, SKPD terkait Provinsi Jambi, para undangan lainnya.
Dalam sambutan dan arahannya Gubernur menyampaikan, pelatihan Penangulangan keadaan darurat merupakan salah satu kewajiban yang harus di penuhi oleh seluruh bandara termasuk bandara STS Jambi. “Pelatihan ini diwajibkan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu dua tahun dengan tujuan untuk mengevaluasi kesiap-siagaan baik dari segi peralatan maupun kesiapan seluruh yang terkait yang ada di bandara, selain itu dituntut pula kesiapan dalam beraksi maupun berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penangulangan kondisi darurat yang akan terjadi,” ungkap Gubernur.
Dikatakan Zola, target utama dari penanggulangan kondisi darurat ini adalah menyelamatkan nyawa seluruh penumpang dan awak kabin sebanyak mungkin, target lainya memaksimalkan mukin meminimalisir dampak lainya yang ditimbulkan baik materil maupun non materil. “Karena itu meskipun sifatnya latihan seluruh personil yang terlibat didalam kegiatan ini harus total memerankan fungsi dan peranannya masing-masing,” kata Zola.
Orang Nomor Satu di Provinsi Jambi ini juga menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur umum yang salah satu misi dari program kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi yaitu Jambi TUNTAS 2021. “Pemerintah Provinsi Jambi bersama Kementerian Perhubungan telah merencanakan pengembangan Bandara Udara Sultan Thaha Provinsi Jambi menjadi Bandara Udara Bertaraf Internasional yang didukung melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 621 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Bandara Udara Sultan Thaha dan saat ini bandara STS Jambi sudah menjadi embarkasi haji antara,” jelas Zola.
Zola juga berharap, dalam pengembangan bandara menjadi bandara internasional perlu dukungan dari semua pihak terutama PT. Angkasa Pura II selaku operator bandara STS Jambi. “Bandara STS Jambi sudah mempunyai terminal baru yang baru diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo beberapa waktu yang lalu, untuk peningkatan pelayanan bandara udara STS Jambi, saya sangat mendorong percepatan pemasangan Instrument Landing Sistem (ILS) yang sangat dibutuhkan, sebagai antisipasi dampak kabut asap yang dapat menghambat aktivitas penerbangan di bandara STS Jambi,” harap Zola.
Zola juga menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jambi juga mendorong percepatan penyelesaian perpanjangan Runway dari 2.220 meter menjadi 2.600 meter.
“Untuk target internasional kita menargetkan Singapura dan Malaysia walaupun sudah ada maskapai negara lain yang menyatakan ingin penerbangannya ke Jambi, masalah runway perlu kita perpanjangkan dari 2.220 meter menjadi 2600 meter,” pungkas Zola.
Pada saat diwawancarai dengan rekan media Zola menyampaikan, untuk kelengkapan bandara STS Jambi, kejadian pada tahun 2015 yang lalu kabut asap yang melanda Provinsi Jambi, pesawat tidak bisa mendarat, dikarenakan alat yang tidak lengkap, untuk itu di bulan Oktober atau Nopember 2016 ini alat Instrumen Landing Sistim (ILS) sudah terpasang di bandara STS Jambi.
General Manager Achmad Syahir menyampaikan, Airport Emergency Planning suatu proses mempersiapkan suatu bandara udara untuk mengatasi situasi atau keadaan darurat didalam bandara udara dan sekitarnya. “Setiap bandara udara harus memiliki Airport Emergency Plan Procedur yang baik. Untuk itu diperlukan adanya latihan airport emergency plan yang efektif sebagai bentuk kegiatan membiasakan dan menanamkan prosedur yang ada secara optimal pada setiap personil yang ada,” jelasnya. (DU)