MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Masih buruknya sistem pendidikan di Palangka Raya membuat walikota, Riban Satia menyatakan sertifikasi belum efektif, ditambah lagi dengan tenaga pengajar yang hanya mengejar sertifikasi tanpa menaikan taraf kualitas. Hal tersebut terlihat ketika Walikota Palangka Raya HM Riban Satia, melontarkan kata-kata bahwa tidak perlu ada sertifikasi guru, apabila kualitas semakin menurun hanya mencari kuantitas.
“Sertifikasi dimaksudkan supaya tenaga pengajar mendapatkan semangat dan termotifasi untuk menaikan kualitasnya, namun apabiila seprti yang kita lihat seperti ini, hanya kuantitas yang dicarinya,” jelasnya saat diwawancara di PK II, Rabu (24/08/2016).
Ditambahkannya, hal tersebut sangat terlihat sebab yang menilai adalah kita semua bukan hanya dirinya pribadi, pasalnya kota sendiri sudah berulang kali mmengelukan moto kota pendidikan namun kenyataannya belum bisa direalisasikan.
“Kita bisa menilai bersama bagaimana kualitas tenaga pengajar yang kita miliki, sebab mereka hanya memikirkan kuantitas tanpa melihat output yang mereka hasilkan apakah sudah pantas untuk mendapatkan itu,” tukasnya.
Sementara itu sebelumnya, anggota DPRD kota Palangka Raya dari Fraksi Gerindara yang masuk dalam komisi A, Anna Agustina Elsey, mengatakan bahwa sebenarnya tenaga pengajar kontrak/honorer yang perlu diperhatikan, sebab mereka sudah menjalankan tugasnya sesuai aturannya.
“Kita bisa melihat banyak tenaga kontrak/honor yang bekerja sungguh-sungguh namun tidak mendapatkan hak yang layak, sementara yang sudah PNS hanya mengejar Sertifikasi tanpa memperhatikan kualitas mengajarnya,” katanya.
Imbuhnya, Seharusnya pemerintah bisa memperhatikan mereka, sebab kita banyak melihat tenaga kontrak dan honorer yang masih belum mendapatkan hasil yang maksimal, sementara mereka memberikan output yang maksimal. (Agus Fataroni)
Editor: HIdayat