MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten mennggelar Dialog Pelibatan Dai Dalam Program Islam Damai Untuk Pencegahan Faham Radikal Dan Terorisme Di Provinsi Banten di Pondok Pesantren Nurul Arifin Kp. Jiput Kadu Tomo Kabupaten Pandeglang. (03/08/2016)
“Masyarakat Kecamatan Jiput sangat senang dengan adanya kegiatan dialog ini karena biasanya kegiatan seperti ini diselenggarakan di Pusat Pemerintahan Banten,” ujar Kabid Agama dan Dakwah FKPT Banten Ahmad Imron.
“Banyak tokoh Banten yang menciptakan kedamaian sehingga Islam tidak mengenal kekerasan kecuali keadaan-keadaan tertentu. Untuk itu, Islam yang berbasis ideologi kekerasan harus ditangkal,” tegas Imron yang juga sebagai ketua panitia.
Dalam sambutannya, Ketua FKPT Provinsi Banten Brigjend Pol (Purn) Rumiah mengatakan, Islam itu indah, kita tidak ingin di Banten terjadi salah arti tentang hukum Islam dan diharapkan Banten menjadi contoh bagi Provinsi lain.
Ia melanjutkan, Banten mendapat predikat yang kurang baik di mata masyarakat Indonesia, yaitu Banten adalah sarang teroris sehingga berbicara Imam Samudra berarti berbicara tentang Banten.
“Diharapkan tidak ada lagi Imam Samudra selanjutnya dari Banten. Diharapkan juga dialog ini mampu menciptakan keseragaman pendapat tentang Islam. Semoga Islam yang kita cintai tidak dipandang sebagai agama kekerasan,” harapnya.
“BNPT murni menggunakan dana yang bersumber dari Indonesia, bukan dari Amerika Serikat ataupun lembaga titipan dari Amerika Serikat. Mari kita menangkal propaganda-propaganda dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegasnnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris MUI Kota Serang Amas Tajudin menuturkan, masuknya Islam di Indonesia melalui berbagai wilayah tanpa menggunakan kekerasan. Wali Songo melakukan pendekatan yang rapi atau sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia saat itu.
“Mendirikan negara Islam bukan dengan cara melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Untuk itu, mari kita dukung dan bekerja sama dengan TNI dan POLRI untuk menciptakan Islam yang damai,” ungkap Amas.
“Penindakan terhadap pelaku terorisme harus berimbang. Jangan ada sentimen terhadap Islam, seperti yang kita lihat saat ini ketika agama non Islam yang diserang maka media ramai mengangkat isu tersebut dan berbeda dengan ketika umat Islam yang diserang maka hampir semua media diam,” tutupnya. (IY)