MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Pada triwulan III tahun 2016, Pemprov Kalteng berencana melakukan berbagai perubahan terhadap target pencapaian daerah. Pasalnya dari hasil triwulan II masih banyak yang tidak sesuai dengan rencana pencapaian.
Hal ini disampaikan Gubernur Kalimantan Tengah, H.Sugianto Sabran melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Siun Jarias dalam sambutan Rapat Paripurna Selasa (09/08/2016) di Gedung Paripurna DPRD Provinsi Kalteng Jl.S.Parman Kota Palangka Raya.
“Rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun 2016 mengalami perubahan asumsi baik pada aspek perkembangan ekonomi makro daerah dan aspek keuangan daerah,” jelas Siun Jarias.
Siun menjelaskan untuk aspek Ekonomi Makro Daerah, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan mencapai 7,7 persen sampai 8,2 persen sementara tahun 2015 proyeksinya sebesar 7,01 persen.
Jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Triwulan I tahun 2015 yang mencapai 5,7 persen, maka sambung Siun, perlu dilakukan koreksi terhadap target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 menjadi 7,5 persen.
“Laju inflasi di tahun 2016 diproyeksikan mencapai 3,5 sampai 4,5 persen sementara realisasi laju inflasi di Juni 2016 baru mencapai 3,13 persen dan Juli 2016 sebesar 2,50 persen, sehingga sudah sesuai dengan apa yang diproyeksikan,” paparnya lagi.
Dia menambahkan, proyeksi tingkat pengangguran terbuka di tahun 2015 mencapai 3,67 persen. Dengan berbagai program yang saling bersinergi dengan sejumlah Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Kalteng diharapkan tingkat kemiskinan tahun 2016 mengalami penurunan sampai dengan 2,5 persen.
Namun, sambung Siun realisasi angka kemiskinan pada tahun 2015 malah mencapai 5,91 persen atau lebih tinggi dari proyeksi. Sementara realisasi angka kemiskinan di Kalteng pada tahun 2016 sudah mencapai 5,2 persen.
“Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, angka kemiskinan pada bulan maret 2016 mencapai 5,6 persen dengan data yang diusulkan sebesar 5,4 persen. Dengan harapan angka kemiskinan tahun ini mengalami penurunan,” jelasnya lebih dalam.
Siun mengakui, kondisi pada aspek keuangan daerah saat ini mengalami penurunan dibandingkan dengan target pendapatan APBD murni tahun 2016 sebesar Rp.4,25 Triliun lebih menjadi Rp.3,65 Triliun lebih atau sebesar 13,68 persen. Sedangkan untuk target KUPA dan PPAS tahun 2016 mengalami kenaikan dari Rp.106 Miliar lebih menjadi Rp.98,66 Miliar atau 836 persen.
Untuk Silpa tahun 2015 dengan silpa pada tahun 2016, mengalami penurunan sebesar 97,6 persen dari Rp.136 Miliar menjadi Rp.3,243 Miliar. Begitu juga pada sisi belanja daerah yang mengalami penurunan dari APBD Murni tahun 2016 sebesar Rp.4,224 Triliun menjadi Rp.3,557 Triliun atau 15,78 persen. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.