MENARAnews, Jambi – Secara mengejutkan, Hafiz Husaini kembali menegaskan mundur dari bursa bakal calon kepala daerah Tebo. Ia tampaknya lebih memilih untuk menjadi terlibat politik praktis menyambut pesta pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tebo 2017 mendatang.
Kepada sejumlah wartawan Hafiz mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh warga Tebo khususnya para pendukung yang berharap dirinya tampil merebut BH 1 WZ. Namun seiring berjalannya waktu ia akhirnya mengurungkan niat.
“Saya meminta maaf, karena menarik diri wacana pencalonan saya sebagai Bupati Tebo,” kata Hafiz, akhir pekan lalu.
Hafiz yang masih tercatat sebaga anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPD PAN Tebo ini membantah soal mundurnya dari pencalonan ini karena gejolak yang terjadi di internal PAN. Dengan kata lain, peluang dirinya untuk diusung PAN kecil karena PAN sendiri lebih memilih kandidat lain.
“Saya ikhlas, biarlah menjadi orang tuo bagi warga Tebo. Tidak ada masalah apapun, ini memang keinginan saya pribadi,” jelasnya.
Dijelaskannya, keinginannya untuk maju sebetulnya datang dari dukungan masyarakat dan dorongan sejumlah tokoh partai. Namun karena situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya ia terpaksa mengurungkan niat.
“Meski hanya 68 hari kerja, namun saya memahami bagaimana kekurangan ataupun kelebihan Kabupaten Tebo hingga saat ini. Dan ini pula yang membuat banyak masyarakat dan sejumlah tokoh partai mempercayai saya untuk kemudian didorong lagi maju di Pilkada 2017 ini,” tuturnya.
Meski begitu, Hafiz yang pernah ditunjuk sebagai Penjabat (Pj) Bupati Tebo dimasa kepemimpinan Hasan Basri Agus (HBA) tahun 2011 ini merasa dirinya terpanggil untuk membangun tanah kelahirannya Kabupaten Tebo. Untuk itu, meski tidak ikut dalam bursa pencalonan namun ia tetap akan membangun daerahnya Kabupaten Tebo dengan caranya sendiri.
“Untuk selanjutnya Insya Allah saya akan menggerakkan masyarakat Tebo dengan memberdayakan organisasi sosial agama dan kemasyarakatan yang ada. Sudah semakin menipis tokoh masyarakat di sana,” tutupnya.
Sementara itu, suhu politik di kabupaten Tebo semakin meninggi. Dimana giliran PAN dibawah pimpinan Hamim membuka peluang koalisi besar menghadapi incumbent Sukandar yang didorong oleh Golkar dan PDIP.
“PAN adalah partai pemenang, jadi jika salah pilih akan berdampak pada 2019 nanti, karena itu PAN harus tepat dalam memilih kandidat untuk di dukung,” ujarnya.
Dimana koalisi yang dimaksud adalah PAN, Nasdem, PKB, Hanura, Gerindra, dan PKS. Bahkan koalisi ini diakui telah menemukan kesepahaman.
“Kita mengarah kesana (koalisi besar, red), dan kita akan berusaha untuk menampilkan kader terbaik PAN, namun tidak menutup kemungkinan kita bisa saja mendukung kandidat diluar kader murni, tapi tetap saja hal itu perlu di bicarakan dalam tingkat kepengurusan partai,” pungkasnya. (GWA)