MENARAnews, Medan (Sumut) – Ulos merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Suku Batak. Ulos banyak digunakan di acara adat orang batak dan sangat disakralkan dan dipercaya sebagai simbol pemberi berkat bagi orang yang diulosi (diberikan ulos).
Ulos juga bermakna sebagai tanda solidaritas dalam sistem kekerabatan orang batak, Dalihan Natolu.
Sejak disahkan sebagai warisan sebagai warisan budaya tak benda nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Oktober 2014, pegiat budaya ulos saat ini terus berusaha mendorong pemerintah pusat agar menetapkan setiap tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional.
Seminar nasional ulos yang digagas oleh Yayasan Pusuk Buhit dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU) itu juga mengkaji penggunaan ulos secara ilmiah dalam sudut pandang antropologi dan etnoreligi di Gedung Dekanat FISIP USU Medan, Jumat (5/8/2016).
Dekan FISIP USU, Dr Muryanto Amin bilang akan sepenuhnya mendukung segala kegiatan akademis yang bertujuan melestarikan budaya terkhusus di Sumut.
“Kami dari kalangan akademisi siap mendukung dan membantu segala upaya penelitian dan pengembangan ulos,” ucapnya.
Disamping itu Ketua Yayasan Pusuk Buhit Efendy Naibaho juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan seminar nasional ulos. Efendi sebut seminar nasional ulos selain mendorong disahkannya hari ulos juga memberikan pengetahuan seputar ulos yang sering digunakan masyarakat Batak Toba dalam setiap kegiatan adat istiadat. (Ded)