MENARAnews, Medan (Sumut) – Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel (FK-MPR) merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-71 di lokasi pemukiman mereka yang telah digusur oleh PT KAI. Upacara bendera juga digelar di pinggir rel kereta api, Jalan Bambu, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur.
Meski dalam keadaan duka, mereka tetap mengikuti upacara dengan tertib dan khidmat. Namun ada yang berbeda, mereka mengibarkan bendera yang sudah dipenuhi cap darah masyarakat. Darah yang ada di bendera diambil dari jari masyarakat yang ikut upacara.
“Bendera Merah Putih yang kami kibarkan ini sudah diberi cap darah dari jari seluruh masyarakat,” kata Niko Silalahi, salah seorang warga, Rabu (17/08/2016).
Cap darah adalah bentuk protes yang dilakukan FK-MPR terhadap penggusuran rumah yang dilakukan PT KAI.
“Ini adalah bentuk protes rakyat kecil terhadap rencana penggusuran yang berarti rakyat belum merdeka,” jelasnya.
Terlihat di lapangan beberapa petugas kepolisian berjaga di lokasi. Salah seorang petugas mengatakan, penjagaan dilakukan karena ini adalah kali pertama upacara bendera di lakukan di pinggir rel.
“Kami hanya mengawal jalannya upacara, apalagi ini baru pertama kali dilaksanakan di pinggir rel,” Ujar M. Safii disela penjagaan. (yug)