MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng menginformasikan, sejumlah lokasi di wilayah Kalimantan Tengah setiap bulanya terpantau sekitar 20 sampai dengan 30 Titik Panas (Hotspot).
Kepala BPBD Provinsi Kalteng, Brigong Tom Moenandaz, diwawancarai MENARAnews Kemarin (14/07/2016) melalui via telepon menyampaikan, potensi munculnya titik panas jika dua sampai dengan tiga hari berturut-turut tidak mengalami hujan.
“Memang saat ini kita sudah memasuki musim kemarau terkait penangan sejumlah titik panas yang dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), setiap harinya sudah tindaklanjuti ke lapangan,” ujar Brigong.
Dia menyampaikan, memang setiap harinya dapat dipastikan titik panas terpantau di satelit, namun titik tersebut belum bisa dipastikan benar-benar berasal dari  api. Karena menurutnya panas atap seng rumah warga juga dianggap titik panas oleh satelit. Satelit itu, ungkapnya apabila memiliki Tingkat Kepercayaan (Confidence) mencapai 80 persen maka dapat dipastikan berasal dari api.
“Memang sejumlah daerah seperti Pulang Pisau, Kapuas, Seruyan, Sampit, dan Palangka Raya sendiri terpantau sejumlah titik api tiap harinya. Ini sudah kita tangani di lapangan melalui tim pencegahan di masing-masing kabupaten/kota yang bergerak terlebih dahulu sebelum adanya penetapan Status Siaga,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan kegiatan siaga jika terjadi peningkatan titik panas, yakni dengan cara melakukan penulusuran ke lokasi munculnya titik tersebut. Meski faktor luasnya wilayah Kalteng menjadi tantangan terberat dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan.
Di sisi lain, Rena Salah satu Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Kota Palangka Raya, Rena dikonfirmasi menyampaikan, sejak tanggal 3 Juli sampai dengan sekarang titik panas mulai terpantau di sejumlah kabupaten/kota.
“Kalau di Bulan Juli, tanggal 3 kemarin ada 6 titik panas, tanggal 4 ada 6 titik panas, tanggal 5 ada 2 titik panas, tanggal 6 ada 8 titik panas, tanggal 7 ada 6 titik panas, tanggal 8 ada 2 titik panas, tanggal 9 ada 2 titik panas, tanggal 10 ada 10 titik panas, tanggal 11 ada 10 titik panas, tanggal 12 ada 3 titik panas, tanggal 13 ada 3 titik panas, dan tanggal 14 tidak ada titik panas,” jelas Rena kepada MENARAnews.
Rena menjelaskan, informasi titik panas yang terdeteksi oleh satelit selalu disampaikan kepada jajaran terkait seperti BPBD untuk mengantisipasi dan menindaklanjutinya di lapangan, tentu hal ini mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Meski tingkat kepercayaan terdeteksi rata-ratanya dari 31 persen sampai dengan 80 persen. Rena menambahkan data titik panas yang muncul baik pagi atau sore tetap dilampirkan.
“Memang titik panas yang terdeteksi, tingkat kepercayaannya di bawah dari 80 persen. Meski demikian kita wajib melalorkanya kepada pihak terkait mas karena sudah ada instruksi dari Pak Gubernur Kalteng,” tutupnya. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.
{loadposition media-right}