MENARAnews, Medan (Sumut) – Politikus Partai Demokrat dan Calon Walikota Medan pada Pilkada Medan Desember 2015 Ramadhan Pohan diperiksa Polda Sumut. Ramadhan diperiksa terkait laporan penipuan dan penggelapan yang disangkakan kepadanya.
Kasus tersebut telah merugikan anak dan ibu sebesar Rp 15,3 miliar. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, laporan pertama terkait penipuan atau penggelapan uang sebesar Rp 4,5 miliar. Laporan tersebut dibuat oleh LHH Sianipar pada Maret 2016 lalu.
“Untuk kasus ini, RP (Ramadhan Pohan) sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Rina di Mapolda Sumut, Rabu (20/07/2016).
Pada laporan pertama, sudah dilakukan panggilan kepada RP dua kali. Namun RP mangkir dan beralasan sakit dan berada di Jakarta.
Nyatanya, RP terpantau berada di Medan. Penyidik akhirnya menjemput RP di rumahnya setelah kembali ke Jakarta.
“Sampai di sini (Mapolda Sumut) kita keluarkan surat penangkapan,” ujar dia.
Soal penahanan tersangka, Rina mengaku masih menunggu keputusan penyidik.
“Masih ada 1×24 jam setelah penangkapan. Ditahan atau tidak bergantung pada penyidik,” kata Rina.
Selain laporan LHH Sianipar, RP juga dilaporkan oleh seorang perempuan bernama LH br Simanjuntak. LH merupakan ibu dari LHH.
RP diadukan ke polisi karena diduga menipu LH br Simanjuntak sebesar Rp 10,8 miliar. Total kerugian yang yang diduga disebabkan oleh RP mencapai Rp 15,3 miliar.
“Untuk laporan ini, RP sudah diperiksa sebagai saksi. Kasusnya akan dilakukan gelar perkara,” ujar Rina.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan dijemput penyidik Polda Sumut untuk diperiksa sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan. Penjemputan ini dilakukan setelah dia dua kali mangkir dari panggilan sebelumnya.
Calon Walikota Medan yang kalah pada Pilkada Desember tahun lalu ini tiba di Polda Sumut, Selasa (19/07/2016) sekitar pukul 24.00 WIB. Hingga saat ini RP amsih menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Sumut. (yug)