MENARAnews, Medan (Sumut) – Tim Pembela Mesjid Taqwa menggelar aksi unjuk rasa di sisi kanan bangunan Hermes Place Polonia. Aksi ini menyusul setelah pelanggaran perjanjian damai terkait peruntukan bangunan di sisi kanan Masjid Taqwa Polonia.
Pimpinan aksi tim pembela Masjid Taqwa Polonia Zulkarnaen mengatakan, dalam perjanjian perdamaian dengan pengurus Mesjid Taqwa, peruntukan bangunan disepakati sebagai lahan parkir. Namun dalam perjalanannya, Bangunan tersebut malah akan dibangun apartemen.
“Aksi dilakukan terkait wanprestasi terhadap kesepakatan kita dengan pihak Hermes. Bentuk wan prestasi itu adalah pelaggaran kesepakatan damai yang dilakukan mereka dengan pihak mesjid Taqwa. terutama pasal dua, dimana ada bangunan disebelah kanan mesjid peruntukannya untuk lahan parkir. Namun mereka membangun apartemen disana” bebernya saat ditemui di Mesjid Taqwa Polonia, Jumat (22/7/16).
Belum lagi, lanjut Zulkarnaen, Hermes telah melanggar perjanjian tentang penutupan portal yang ada dibelakang bangunan Hermes. Perjanjian sudah dibuat sejak tahun 2013, namun hingga kini portal tak kunjung ditutup.
Bagi Zulkarnaen, apabila pembangunan ini tetap dilanjutkan hingga rampung, dapat mengganggu kondusifitas beribadah umat muslim di Masjid Taqwa.
“Dahulu kita menolak pembangunan itu karena diperuntukkan untuk hotel. namun sekarang malah diperuntukkan untuk residence,” katanya
Zulkarnaen membeberkan, Hermes Place telah membuat negara merugi sebesar Rp 18 Miliar. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, mestinya sudah keluar sebelum bangunan Hermes memasang pondasi awal.
“Faktanya itu tak dipenuhi oleh pihak Hermes, tahun 2013 kita pernah demo-demo soal anak sungai yang ditutup oleh pihak Hermes. Itu ada sepanjang 3×200 meter, saya kira ini perlu diberitakan. Masalahnya kenapa Pemko memberikan izin mendirikan bangunan disana. Saya kira itu pelanggaran yang dilakukan.” pungkasnya. (yug)