MENARAnews, Pangkalan Bun (Kalteng) – Sejumlah pedagang bahan sembako di Pangkalan mengeluhkan masih tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok sehingga daya beli masyarakat pun berkurang.
Menurut salah satu pedagang ayam di Pasar Tembaga Indah bernama Erna, harga daging ayam yang ia jual masih seharga Rp 38.000 per kg alias masih sama dengan momen Lebaran 2016 lalu.
“Biasanya sehari bisa jual 100 ekor, sekarang maksimal hanya 40 ekor,” terangnya.
Akibatnya, ia terpaksa harus membeli es batu sebanyak 50 buah seharga Rp 50.000 untuk mendinginkan ayam-ayam tak tersebut agar tidak membusuk.
Lain lagi dengan cerita pedagang bernama Ibu Suprapti yang mengeluhkan melonjaknya harga cabe rawit dan buruknya kualitas pasokan bahan sembako.
“Saat Lebaran harganya masih Rp 50.000 per kg, sekarang naik jadi Rp 90.000 per kg,” ungkapnya.
Ia menyebut penyebab utama naiknya harga dan buruknya kualitas bahan sembako tersebut karena kapal pengangkut bahan sembako dari Surabaya yang biasanya bersandar di Kumai, beberapa waktu lalu malah bersandar di Pelabuhan Sampit. Hal ini membuat waktu bongkar muat bertambah menjadi 3 hari sehingga kualitas bahan sembako berkurang dan biaya transportasi membengkak.
Menanggapi hal ini, Kabid Usaha Perdagangan Disperindag Kab. Kobar, Eko Lusino, mengatakan bahwa harga yang ia peroleh dari hasil pengecekan pasar yang dilakukan oleh Disperindag Kab. Kobar berbeda dengan pernyataan dari sejumlah pedagang.
“Memang seminggu yang lalu harga daging ayam Rp 38.000 per kg, tapi sekarang turun menjadi Rp 30.000 per kg.”katanya.
Terkait dengan keluhan para pedagang, ia mengaku tidak dapat berbuat apa-apa karena kenaikan harga bahan sembako tersebut terjadi di tingkat pemasok (Surabaya). Namun demikian ia yakin harga akan berangsur turun seiring dengan normalnya pasokan bahan sembako dari P. Jawa. (Rizky)
Editor : Raudhatul N.