MENARAnews, Lampung – Menjelang bulan Ramadhan 1437 H, Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) bekerjasama dengan DPP Lampung SAI, Forum Komunikasi Masyrakat Lampung (FOKMAL), Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) menggelar Pawai Budaya, Ritual Budaya Bulangikhan, Cangget Bakha dan Bhakti Sosial bertema “Melestarikan Nilai Luhur Budaya Dalam Rangka Membentuk Karakter Generasi Muda dan Membangun Pariwisata”.
Pada sabtu, 4 Juni 2016, pukul 09.20 WIB, di Hotel Sheraton, Jl. W. Monginsidi, Kota Bandar Lampung, berlangsung salah satu rangkaian acara tersebut yaitu Ritual Budaya Bulangikhan yang dihadiri oleh Ibu Elia Mukhtar (Asisten 3 Bidang Kesra Pemprov Lampung) mewakili Gubernur Lampung, Kolonel Inf Joko P. Putranto, M.Sc. ( Danrem 043/Gatam), Bpk. M. Yusuf Kohar, S.E., M.M. ( Wakil Walikota Bandar Lampung), Drs. Sjachroedin, ZP, S.H. (Ketua Umum DPP Ormas Lampung SAI), Hi. Dedi Afrizal, S.Kep. (Ketua DPRD Prov. Lampung), dan sekitar 1000 orang masyarakat dan tamu undangan.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum DPP Ormas Lampung Sai, Drs. Sjachroedin, ZP, S.H. memberikan sambutannya, “Acara ritual ini sebetulnya sudah dilakukan beberapa kali. Kali ini, pertama kalinya dilaksanakan diselenggarakan oleh Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) bekerjasama dengan Lampung SAI, Fokmal dan BPPD untuk mendukung program pemerintah yang sedang menggalakkan pasriwisata dan ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menarik pariwisata.”
“Lampung memiliki penyimbang yang merupakan raja karena merupakan penyimbang pada marganya seperti Saibatin dan Pepadon. Oleh karena itu kita bersyukur bahwa para penyeimbang Lampung masih kompak bersama-sama menggelar acara ini.” Tambahnya.
Selain itu, Sjachroedin, ZP juga menjelaskan tentang Lampung Sai dan Fokmal yang ikut bekerjasama dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Lampung Sai didirikan tahun 1968 oleh Letjen (Purn) Alamsyah Ratu Prawiranegara dengan tujuan mengumpulkan orang-orang Lampung yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun setelah dirinya meimpin Lampung Sai sejak 1998, disepakati bahwa Lampung Sai tidak hanya berasal dari orang Lampung yang berada di perantauan, tetapi seluruh orang-orang yang cinta dengan Lampung, baik penduduk asli Lampung maupun pendatang karena perkawinan atau karena tugas di Prov. Lampung.
Fokmal merupakan tempat komunikasi seluruh orang Lampung yang berada di seluruh Indonesia baik di Jakarta, Jambi, Riau, dst yang berasal dari berbagai warna.
Sjachroedin ZP juga mengajak seluruh masyarakat Lampung untuk menjaga, mengembangkan, dan menambah budaya Lampung agar dapat maju. “Jika tidak seperti itu, budaya adat Lampung tidak akan maju.” Begitu ungkapnya.
Gubernur Lampung juga memberikan sambutan yang dibacakan oleh Asisten 3 Bidang Kesra Pemprov Lampung, Elia Mukhtar. Dalam sambutannya, Gubernur Lampung menghimbau kepada seluruh masyarakat Lampung untuk ikutserta melestarikan budaya dan tradisi Lampung. Selain itu, Gubernur Lampung juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak salah mengartikan pelaksanaan budaya Bulangikhan karena budaya tersebut hanya untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong bulan suci Ramadhan 1437 H.
“Tradisi mandi di kolam atau sungai merupakan simbol kebersihan jasmani dan rohani karena air dalam Al Qur’an yaitu air yang menyegarkan dan dari kalimat tauhid. Oleh karena itu, diharapkan tradisi Bulangikhan tidak dimaknai macam-macam, tetapi hanya simbol untuk mensucikan hati agar dapar melaksanakan ibadah puasa dengan khusyuk tanpa hambatan dan rintangan, sekaligus untuk melestarikan budaya Lampung agar tidam punah dimakan zaman.” Ungkapnya.
Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan doa dan acara pemandian muri (bujang) dan meranai (gadis) oleh sebagai simbol penyucian diri menyambut bulan suci Ramadhan 1437 H.(RZ)
{loadposition media-right}