MENARAnews, Medan (Sumut) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Rizal Ramli mengunjungi Kampung Nelayan Seberang, Medan Belawan, Jumat (17/06/2016). Pada kesempaan itu Rizal menyampaikan kekecewaannya karena masih menemukan ribuan nelayan yang nasibnya jauh dari kesejahteraan.
“Inilah kondisi nelayan tradisional kita. Banyak sekali dari mereka yang belum sejahtera, sekarang tugas kita untuk menjaga kekayaan laut kita yang luar biasa,” katanya kepada awak media.
Kunjungan Rizal ke Kampung Nelayan Seberang ini bertujuan agar para nelayan khususnya nelayan di daerah Belawan mendapat penghidupan yang lebih baik. Dengan kekaayaan laut yang luar biasa harusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para nelayan. Hingga saat ini, tercatat ada 16 juta nelayan di Indonesia, dan masih banyak yang hidupnya belum sejahtera.
Upaya pemerintah dengan melakukan pemberantasan pencurian ikan oleh warga asing merupakan salah satu langkah untuk mensejahterakan para nelayan di Indonesia. Hal ini dinilai Rizal memiliki dampak yang cukup besar. Nelayan hanya butuh waktu satu jam saja untuk melaut, sehingga lebih banyak waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Biasanya, nelayan harus menghabiskan waktu selama tiga jam untuk melaut.
“Tapi itu tidak cukup, pemerintah juga membantu para nelayan dengan asuransi, pemerintah bantu pendidikan sesuai kemampuan kita. Kita ingin perbaiki lingkungan dan penghidupan nelayan makin baik,” katanya.
Untuk pendidikan anak-anak nelayan, Rizal berharap semua bisa mengenyam pendidikan yang baik. Kecenderungannya, anak nelayan bila umurnya sudah mencukupi pasti sudah membantu ayahnya di laut. Berbeda dengan yang ada di Kampung Nelayan Seberang.
“Kami berterimakasih kepada para orang tua disini yang sudah merelakan anaknya untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, Karena kalau mau maju generasi yang akan datang caranya adalah dengan pendidikan,” katanya.
Bahkan, Rizal juga menyampaikan rasa harunya ketika mendengar ada empat orang anak nelayan yang melanjutkan sekolah ke Akademi Perikanan di Sidoarjo.
“Saya tadi sampai terharu melihat ada ibunya yang menangis, nggak mimpi anaknya punya kesempatan sekolah lebih tinggi, mudah-mudahan ni bisa jadi contoh anak-anak disini,” Pungkasnya. (yug)
{loadposition media-right}