MENARAnews, London – Hari ini menjadi hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat Inggris dan 28 negara yang tergabung dalam blok Uni Eropa. Berdasarkan hasil perhitungan suara Referendum Brexit, Inggris akhirnya menyatakan diri keluar dari Uni Eropa.
Dikutip dari CNN, jumlah perhitungan suara di 98 persen wilayah Inggris menunjukkan, sebanyak 51,82 persen suara menyatakan Inggris harus keluar dari Uni Eropa. Sementara, hanya 48,18 persen suara yang menyatakan Inggris harus tetap berada di blok itu.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini menurut ahli sejarah Eropa, Simon Schama berpotensi menjadi sebuah ancaman bagi perkembangan negara-negara Uni Eropa.
“Saat ini integritas dan persatuan Eropa berada di ujung tanduk yang berbahaya. Jadi kita akan kembali berjumpa denga periode yang sangat gelap dan berbahaya, baik bagi negara-negara Eropa maupun negara lainnya di dunia,” ujar Simon.
Sementara itu, keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini menyebabkan terjadinya kepanikan para pelaku perekonomian. Mata uang Euro turun lebih dari 3 persen terhadap dollar akibat kekhawatiran bola liar Brexit akan merusak perekonomian Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara. Poundsterling sempat menyentuh $1.3305 atau turun 10%, terlemah sejak tahun 1985. (ADF)