http://yoloxxx.com teen camgirl mit geilen titten kommt live zum orgasmus.
spot_img

PRD Sumsel Gelar Dialog Publik Dalam Rangka Peringatan Hari Kelahiran Pancasila

MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, KPW Partai Rakyat Demoratik (PRD) Sumsel menggelar Dialog Publik yang bertema “Menemukan Kembali Pancasila Kita” di Cafe Soempah Pemoeda Palembang, Rabu (1/6). Kegiatan juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat dan organisasi mahasiswa di Palembang.

Dialog tersebut juga mendatangkan berbagai narasumber, yakni Ketua KPW PRD Sumsel Jaimarta, Tohoh Gerakan Sumsel Tumpal Simare Mare, Akademisi Yayan Heriansyah, Dosen Universitas Taman Siswa Palembang Reinhard Hutapea, serta Mantan Anggota DPRD Sumsel Slamet Somosoentono atau yang akrab disapa Pakde Slamet.

Sebagai narasumber pertama, Pakde Slamet mengatakan, banyak pihak yang mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi lain, namun Pancasila tetap kokoh hingga saat ini.

“Pancasila harus terpatri dalam diri setiap masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Peringatan Hari Kelahiran Pancasila tahun mendatang harus lebih meriah, sekaligus sebagai sosialisasi Pancasila ke masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti perlunya sosialisasi hukum bagi masyarakat desa.

“Sosialisasi Pancasila dan hukum sampai ke desa-desa masih kurang. Itu sebabnya masyarakat mudah tertipu dengan pengusaha dan lahan-lahan banyak dikuasai swasta,” tegasnya.

Sementara Jaimarta mengatakan, Pancasila harus menjadi suatu ilmu pengetahuan.

“Cuma Indonesia yang punya dasar negara yang sangat hebat, yang dapat mengakomodir keragaman suku dan budaya, yaitu Pancasila. Ketika pancasila tidak diimplementasikan akan muncul berbagai permasalahan. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi ilmu pengetahuan yang dihayati dan dipedomani,” ungkapnya.

Narasumber lainnya, Reinhard Hutapea mengungkapkan kondisi Pancasila saat ini berdasarkan hasil survei di masyarakat.

“Berdasarkan survei Kompas tahun 2015, nilai-nilai Pancasila yang sudah dilaksanakan baru 37,2%, penyelesaian permasalahan oleh pemimpin di Indonesia yang tidak berdasarkan nilai-nilai Pancasila mencapai 75%, serta kebijakan yang telah dilaksanakan sesuai nilai-nilai Pancasila hanya 33,4%,” katanya.

Tumpal Simare Mare mengingatkan bahwa Pancasila dirumuskan dengan memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia.

“Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila itu diperoleh dari berbagai pemikiran. Pancasila tidak lahir dengan sendirinya, tapi berdasarkan kondisi objektif masyarakat indonesia,” ucapnya.

Sedangkan Yayan Heriansyah mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu takut dengan komunis.

“Kalau saya lewat di depan Kodam itu ada spanduk tolak komunis, di jalan-jalan lain juga banyak terpasang. Sebenarnya kita tidak perlu khawatir dengan komunis karena Pancasila itu ideologi kuat,” tegasnya.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat seharusnya mendapatkan pendidikan tentang pemahaman nilai-nilai Pancasila.

“Kita sebagai warga negara, kita harusnya bilang ke pemerintah. Tolong dong ajarin tentang ideologi Pancasila, tapi Pancasila yang 1 Juni. Itu hak kita karena kita telah membayar pajak,” ujarnya.

Kabid Pemberdayaan Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Belman Karmuda yang juga menghadiri kegiatan tersebut tidak ketinggalan menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, budaya gotong royong dan kepedulian mulai hilang di Indonesia.

“Pancasila itu tidak hilang, tapi negara kita yang diam. Budaya gotong royong dan kepedulian semakin berkurang. Care and share yang tidak dijalankan. Itu yang menyebabkan munculnya banyak permasalahan,” ungkapnya. (MA)

{loadposition media-right}

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,796PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles

dirtyhunter.tube unique blonde woman in art erotica.