MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Permintaan terhadap daging sapi saat memasuki awal bulan Ramadan masih berjalan normal. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Palangka Raya, Sugianto mengatakan sampai dengan hari ketiga pelaksanaan puasa bagi umat muslim permintaan daging di wilayah setempat tidak mengalami peningkatan signifikan.
“Ya, kalau untuk saat ini permintaan daging sapi dipasaran masih normal saja, tidak ada kenaikan permintaan yang berlebihan ,”ucap Sugiyanto, Rabu (8/6/2016) di ruang kerjanya.
Disebutkan, masih relatif normalnya permintaan daging sapi, sudah berjalan sejak lama atau seiring dengan adanya kenaikan harga daging sapi di tingkat grosiran dari Rp 90 ribu menjadi Rp 120-130 ribu per kilogram maupun harga ditingkat pengecer Rp 140-150 ribu per kilogram.
”Jadi masih normal, dimana rata-rata sapi yang dipotong dalam seharinya berkisar 12 ekor,”sebutnya.
Normalnya permintaan daging sapi, juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang masih beralih dari daging sapi ke daging ayam yang harganya dinilai lebih murah. Termasuk pola konsumsi atau permintaan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan telor ayam.
Menurut Sugianto permintaan daging sapi, bila berdasarkan kebutuhan Ramadhan sampai dengan menjelang hari Raya Idul Fitri, maka lonjakan permintaan akan terjadi mulai H-5 dengan kisaran sapi yang dipotong sebanyak 21 ekor perhari.
Kemudian H-4 dengan kisaran sapi yang dipotong sebanyak 23 ekor, H-3 dengan kisaran sapi yang dipotong sebanyak 28 ekor.
Kemudian pada H-2 dengan kisaran sapi yang dipotong sebanyak 35 ekor dan H-1 dengan kisaran sapi yang dipotong sebanyak 30 ekor.
“Bila ditotalkan dari H-5 sampai dengan H-1 maka total stok sapi yang disiapkan setidaknya mencapai 137 ekor. Namun kami pastikan stok sapi sangat cukup, sampai dengan menjelang hari raya Idul Fitri, setidaknya Palangka Raya telah memiliki stok sapi sebanyak 286 ekor,”sebut Sugiyanto.
Ditambahkan, kalaupun upaya untuk melakukan penurunan harga daging sapi di pasaran dapat ditekan serendah mungkin maka sangat sulit dilakukan, pasalnya kata Sugiyanto, Palangka Raya selama ini sangat bergantung dengan stok dan harga sapi yang didatangkan dari luar daerah.(Agus Fataroni)
Editor : Raudhatul N.
{loadposition media-right}