MENARAnews, Nasional – Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, angkat bicara soal tingginya harga daging sapi dan keinginan Presiden Jokowi menurunkan hingga ke angka Rp.80 Ribu/ Kilogram.
Caranya dengan mengimpor daging beku dari Australia. Harganya cukup murah di angka Rp.65 Ribu – Rp.70 Ribu/ Kilogram. Sehingga sampai di Indonesia bisa dijual Rp.80 Ribu/Kilogram. Syarkawi menilai, itu bisa efektif penjualannya kalau dalam jangka waktu pendek. Feedloter (perusahaan penggemukan sapi) juga harus menjual ke RPH dengan harga Rp.35 Ribu sampai Rp.40Ribu/kilogram.
“Banyak konsumen yang tidak begitu suka dengan daging beku, ketimbang daging segar yang langsung di potong,” katanya di Medan, Jumat (10/06/2016).
Harga daging bisa saja turun, apabila Presiden memerintahkan para menteri terkait, untuk mengatur biaya masuk daging sapi impor menjadi rendah, karantina sapi harus singkat dan sederhana. Untuk pakan sapi, harus ada insentifnya. Terakhir, adalah permasalahan ongkos angkut sapi yang masih tinggi di angka Rp.250 Ribu.
Kalau empat hal ini bisa dibenahi dalam jangka singkat, maka keinginan Jokowi untuk harga daging yang murah bisa terpenuhi,” katanya.
Untuk Impor sapi dari Australia, lanjut Syarkawi, pemerintah biasa megeluarkan kuota import pada saat musim hujan. Sedangkan, pada saat seperi itu, harga sapi di Australia cenderung menjadi lebih mahal. Selisihnya bisa mencapai Rp.5 Ribu.
“Makanya kita meminta untuk menghapus sistem kuota dengan menggantinya ke sistem tarif, nantinya pelaku usaha sendiri yang menyesuaikan proses impor. Pemerintah harus betul-betul membina peternak-peternak lokal,”Pungkasnya. (yug)
{loadposition media-right}