MENARAnews, Medan (Sumut) – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban tindak Kekerasan (KontraS) Sumut berhasil menguak sejumlah fakta mengenai aksi koboy personil Polsek Tiga Binanga yang menyebabkan tewasnya Amirson Sitepu.
Staff KontraS Sumut M. Amin Multazam Lubis mengungkapkan, Amirson tewas bukan karena timah panas polisi. Melainkan, ia tewas karena hanyut terbawa air sungai.
Penembakan membabi buta terjadi pada Rabu (15/04/2016) saat personil polisi melakukan operasi penggerebekan pengedar narkoba di seputaran jalan Kutacane-Tiga Binanga. Kuat dugaan operasi mereka salah sasaran karena tidak ditemukan barang bukti yang menguatkan Amirson dan teman-temannya yang dikejar petugas merupakan pengedar narkoba.
“Pada waktu itu, mereka hanya duduk dilokasi. Tiba-tiba datang Avanza hitam yang dikendarai oleh polisi dan langsung meletuskan senjata yang membuat Amirson dan kawan-kawannya lari ketakutan,” jelasnya saat di temui di Kantor Kontras Sumut, Jalan Brigjend Katamso, Gang Bunga, Medan, Kamis (16/6/2016).
Bak seorang koboy, petugas terus menerus eengeluarkan tembakan sambil mengejar Amirson CS yang sudah berpencar. Naas, Amirson yang tersudut ke arah sungai Lau Titi Kambing langsung melompat ke sungai. Dan anehnya lagi, setelah melompat polisi berhenti mengejar Amirson.
“Kalau Amirson merupakan target operasi polisi, tentunya pihak kepolisian akan melakukan pencarian sampai turun ke sungai,” ujarnya.
Setelah Amirson melompat ke Sungai, menurut Amin petugas berfokus kepada beberapa rekan Amirson yang berhasil ditangkap yakni Daniel Pinem dan Praten Sitepu serta menyita 1 unit becak milik Intim Sembiring yang ikut lari dari lokasi.
Dengan menunjukkan bungkusan rokok berisi kaca bening, pipet dan jarum suntik, keduanya diminta polisi yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Tiga Binanga, AKP Jenda Malem Tarigan untuk ikut ke Kantor Polisi.
“Disana mereka mengaku tidak di BAP dan tidak diintimidasi. Namun mereka baru diperbolehkan pulang jika membayar uang Rp 11 Juta,” ungkapnya.
Sayang sekali, nasib Amirson Sitepu baru diketahui setelah 2 minggu dalam keadaan sudah tak bernyawa. Itupun karena orang tua korban mencari bersama warga. Dari hasil Investigasi, KontraS Sumut meminta Polda Sumut mengusut tuntas kasus tersebut dan mengevaluasi kinerja Kapolsek Tiga Binanga.
“Kami juga meminta Komisi III DPR RI, Komnas HAM dan Kompolnas melakukan investigasi mendalam,” pungkasnya. (yug)
{loadposition media-right}