MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Sejumlah pembahasan mengenai antisipasi menjelang arus mudik lebaran tahun 2017 akhir-akhir ini gencar dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Seperti rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka kesiapan operasi ‘Ramadniya Telabang’ pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1437 H oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Jum’at (03/07/2016) pekan kemarin.
Kegiatan rapat koordinasi pun kembali dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng, Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota serta pihak perusahaan peyedia layanan jasa transportasi baik darat, air, udara Jum’at (10/06/2016). Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan kelancaran arus mudik lebaran tahun 2016.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng, M. Hatta menyampaikan, pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dari masing-masing daerah dalam mengantisipasi lonjakan arus mudik lebaran, khususnya transportasi lautt dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pelabuhan Kumai Kabupaten Pangkalan Bun.
” Pemerintah Daerah sendiri juga sudah mempersiapkan diri dalam masalah angkutan mudik lebaran. Dari pengalaman sebelumnya, yang paling kursial adalah transportasi menggunakan angkutan kapal laut baik dari Pelabuhan Sampit atau Pelabuhan Kumai menuju Surabaya, Semarang dan Kendal.” jelas Hatta.
Dia menyampaikan alasan, angkutan yang lebih kursial adalah transportasi laut, pekerja khususnya di sektor Perkebunan Kelapa Sawit kebanyakan berasal dari daerah Jawa. Lanjutnya, kebijakan cuti pekerja sudah barang tentu mengikuti kebijakan dari masing-masing perusahaan yang memperkerjakan.
Berdasarkan hasil pengalaman tahun lalu, Hatta menginformasikan, Pemerintah Daerah sendiri mengharapkan agar pihak perusahaan sudah menjadwalkan pekerjanya untuk cuti sejak H-15. Namun kenyataanya kebanyakan pihak perusahaan memberikan cuti pada saat H-7 sehingga terjadi penumpukan pada saat keberangkatan.
“Untuk jumlah angkutan sesuai kesepakatan yang dirapatkan tadi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Pelabuhan Sampit.red) sesuai kesepakatan tahun 2015 lalu hanya 19 call (aktifitas pulang dan pergi kapal.red). Dan untuk tahun 2016 ini, tetap sama 19 call, tapi armada kapalnya ditambah 2. Awalnya 3 menjadi 5 armada kapal,” jelasnya menambahkan.
Begitu juga dengan Pelabuhan Kumai di Kabupaten Pangkalan Bun. Tahun 2015 kemarin, ujar Hatta menambahkan, ada 21 call, dan untuk tahun 2016 ditambah 2 call dengan total untuk Pelabuhan Kumai tahun ini sebanyak 23 call, dengan jumlah angkutan maksimal sebanyak 24.158 orang.
“Jadi total tahun ini ada 42 call itu dengan dispensasi tergantung kapalnya. Pembelian tiketnya untuk saat ini sudah online baik Tiket yang disiapkan PT. Pelni ataupun layanan tiket dari pihak swasta seperti PT. Darma Laut Utama (DLU),” jelas Hatta menambahkan.
Sementara itu, Kepala Urusan Operasi PT.Pelni (Persero) Sampit, Tavip Priadi menyampaikan, penerapan tiket kapal yang didapat secara online tidak seperti perolehan tiket pesawat yang bisa di akses dimana saja. Calon penumpang tetap mendatangi loket tiket Pelni dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli calon penumpang.
“Tanpa membawa KTP asli, tidak kita layani an untuk tiket online jika tersedia misalnya hanya 1.200 tiket, maka cukup itu yang bisa dikeluarkan, dan tidak bisa melebihi dari pada itu, seperti menambahkan tiket dengan cara menulis atau sistem manual untuk menambah tiket onlie,” jelas Tavip.
Sekedar informasi, sesuai dengan dispensasi yang disepakati. untuk tiket yang disiapkan oleh PT.Pelni (Persero) sampit di tahun 2016 ini sebanyak 13.700 tiket, tahun 2015 lalu PT. Pelni menyiapkan tiket sekitar 16.000 tiket. Untuk PT.Pelni (Persero) Kumai telah menyediakan tiket sebanyak 8.290 tiket. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.
{loadposition media-right}
Â
Â