MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Terkuaknya vaksin palsu menggemparkan masyarakat, terutama yang ada di Pulau Jawa. Bagaimana tidak, cairan-cairan vaksin yang sejatinya untuk menambah sistem imun tubuh malah menjadi momok menakutkan.
Seperti yang beredar di media cetak dan elektronik baru-baru ini, jika vaksin palsu yang beredar sebagian besar adalah vaksin untuk balita. Di samping itu pula vaksin yang dipalsukan yakni vaksin hepatitis dan paru-paru.
Untuk Palangka Raya sendiri, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Drg. Tiur Simatupang memastikan bahwa vaksin yang digunakan untuk balita terjamin keasliannya. Sebab, vaksin-vaksin tersebut diperoleh langsung dari Kemenkes RI kemudian disalurkan ke Dinkes Kalteng dan diserahkan kepada Dinkes kota. Selanjutnya diberikan ke masing-masing Puskesmas.
“Pemberian imunisasi dan vaksin BCG, polio dan DPT untuk anak-anak pun langsung dilakukan oleh pihak Puskesmas setempat. Tidak pernah dilakukan sendiri oleh masyarakat, lagi pula vaksin itu pun di Palangka Raya tidak pernah beredar diluaran,” terang Tiur saat diwawancara di PK II, Senin (27/6/2016).
Sama halnya dengan pemberian vaksin jenis meningitis dan HIB (Haemophilus Influenzae tipe B), juga dilakukan oleh dokter spesialis. Pasalnya untuk vaksin HIB ujar Tiur, disiapkan oleh Dinkes kota. Jadi selama ini tidak pernah toko-toko obat atau apotek melakukan penjualan vaksin.
Meskipun di Kota cantik belum ditemukan, Tiur tetap mengimbau masyarakat lebih waspada dan teliti. Bahkan dia merencanakan membuat surat edaran bagi masyarakat yang ingin melakukan vaksin agar datang langsung ke pelayanan kesehatan. Jangan memberi vaksin sendiri. Terhadap pihak apotek pun tak luput ia tegaskan, untuk tidak coba-coba memberikan vaksin kepada masyarakat. Sebab vaksin yang ada di Palangka Raya itu hanya ada dari Kemenkes, tidak ada dari yang lain.
“Vaksin asli itukan untuk meningkatkan sistem imun manusia, kalau itu sudah dicampur dengan berbagai cairan seperti yang saya lihat di media elektronik maka dampaknya jelas berbahaya. Bahkan bisa memicu penyakit di antaranya ginjal, karena vaksin palsu menimbulkan resistant atau membuat si pengguna tidak mempan terhadap obat apapun,” tandasnya.
Selain itu, Tiur juga menyerukan kepada para pemilik agen perjalanan haji atau umrah supaya tidak melakukan pemberian vaksin sendiri terhadap jamaahnya. Tapi dirujuk ke pihak pelayanan kesehatan atau Puskesmas.
Di tempat terpisah, Direktur RSUD Kalampangan Palangka Raya dr Abram Sidi Winasis mengatakan, pemberian vaksin di rumah sakit pimpinannya itu memang tidak ada masalah hingga sekarang, karena memang belum pernah melakukan pengadaan sendiri.
“Saat ini kami menerima dari Dinkes, di samping itu pula kalau mau membeli langsung melalui E-Katalog. Di mana di e-Katalog terdapat perusahaan penyedia vaksin sudah terjamin kualitasnya,” papar Abram.
Dengan adanya kejadian ini ungkapnya, semua masyarakat harus waspada dan lebih berhati-hati. Lagi pula yang sering menemukan vaksin palsu itu imbuhnya apabila membeli sendiri.
“Di apotik atau toko obat itu rawan, sehingga disarankan bagi yang melakukan vaksin ya langsung datang ke rumah sakit atau bisa juga puskesmas,” tukasnya. (Agus Fataroni)
Editor : Raudhatul N.
{loadposition media-right}