MENARAnews, Medan (Sumut) – Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (Triple-P) peduli dengan pendidikan anak-anak khususnya yang berada di panti asuhan. Para relawan Triple-P melakukan kegiatan guna meningkatkan kualitas pendidikan anak.
Triple P sendiri didirikan oleh alumni program pertukaran pemuda antar negara. Komunitas ini sudah bergerak sejak tahun 2011 dan sudah melakukan banyak kegiatan. Dalam menjalankan kegiatan, para relawan Triple P tak dibayar sepeserpun. Niat membangun pendidikan dan rasa sosial yang tinggi membuat mereka selalu semangat.
Pengajaran yang diberikan kepada anak-anak pun beragam. Mulai dari pelajaran umum hingga pengajaran ekstrakurikuler seperti kelas fotografi, video dan menari juga diajarkan mereka kepada anak-anak.
Suryadi, relawan yang bergabung sejak 2013 mengatakan, mereka melakukan kegiatan ini agar tidak menjadi pemuda yang terikut dengan derasnya arus zaman.
“Zaman sekarang ini banyak pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura. Kita tidak mau seperti itu. Sebagai kaum muda harus ada yang kita buat untuk negeri,” katanya saat ditemui, Selasa (10/5/2016).
Selain itu, kegiatan Triple P juga telah menambah pengalamannya dan membuat Suryadi banyak bertemu orang-orang baru.
“Ada yang hanya menjadi teman, bahkan sampai menjadi saudara,” ujarnya
Triple-P rutin melakukan kegiatan setiap minggu dan masing-masing relwan mengambil peran yang berbeda saat mengajar di panti.
“Beragam ilmu pengetahuan kami ajarkan kepada adik-adik panti, saya mengajarkan bahasa inggris kepada mereka. Tidak hanya itu kami juga mengajarkan agama dengan mengaji, serta melakukan kegiatan sosial lainnya dengan adik-adik panti asuhan”, tutur Suryadi.
Banyak cerita yang didapatkan suryadi dan relawan lainnya saat melakukan kegiatan. Anak-anak yang ada di Panti selalu bercerita tentang masa lalunya sebelum masuk ke panti.
“Ada yang sudah menjadi anak panti sejak bayi berumur seminggu karena ibunya meninggal saat melahirkan, ada pula yang mempunyai ibu tapi ayahnya sudah tiada sehingga tidak mampu membiayai kehidupan mereka, dan berbagai kisah yang akan menampar hati kita yang kadang jarang bersyukur atas apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita,” tuturnya.
Dengan beragam latar belakang dan karakter, para volunteer Triple-P harus mampu berbaur pada anak-anak dan dapat memotivasi mereka. walaupun mereka berada di panti asuhan tetapi mereka masih bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang sama dengan orang-orang yang berekonomi menengah ke atas dan memiliki keluarga.
Selain mengajar, Triple-P memiliki program pengembangan kreatifitas. Seperti kegiatan seribu baju lebaran untuk anak panti yang pernah dilakukan mereka. Tak jarang mereka juga megadakan edu trip bersama anak-anak panti.
Bahkan Triple-P juga membantu anak panti yang ingin mengenyam pendidikan tinggi.
“Karena setiap orang mempunyai mimpi dan keinginan untuk maju dan menjadi sukses, begitupun adik-adik panti asuhan yang ingin mengubah garis kehidupannya menjadi lebih baik, maka harus ada orang-orang yang peduli dan mendukung akan hal itu,” pungkas Suryadi.(yug)
{adselite}