MENARAnews, Medan (Sumut) – Berawal dari latarbelakang yang sama, lima putra-putri asal Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara berambisi ingin membawa Ulos mendunia lewat Festival Partonun sebagai kontribusi bagi kampung halamannya.
Tim tersebut diantaranya Maria Simorangkir (Pengusaha), Torang Sitorus (Pegiat Budaya), Murni Huber (Pengusaha), Franky Simanjuntak (Arsitek) dan Tantri Lumbantobing (Arsitek). Kelima orang berbakat tersebut memulai ide ini saat berdiskusi pada sebuah acara di Sumatera Loom.
“Kita melihat potensi Tapanuli Utara sebagai desa wisata sangatlah besar. Penenun Ulos dengan kualitas terbaik ada disana dan masih bertahan hingga sekarang. Festival ini juga nantinya akan berdampak bagi perekonomian masyarakat serta meningkatkan nilai tawar tujuan wisata nasional,” ujar Torang saat mengadakan konferensi pers di Hotel Polonia Medan, Rabu (4/5/16).
Sejauh ini beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh tim mereka ialah gathering bersama penenun ulos dari sebelas desa diantaranya, Dolok Gurgur, Hutagalung, Lumban Siagian Julu, Sipoholon, Sait Nihuta, Hutabarat Sosor Padang, Hutagalung Harean, Adiang Koting, Simorangkir Julu dan Parlombu II.
“Gathering itu kita adakan untuk mendengar apa saja keluhan penenun ulos saat ini. Saya juga menyampaikan bahwa penenun ulos ialah seniman dengan kreativitas tinggi sehingga mampu menghasilkan sebuah karya seni yang bernilai tinggi,” lanjut Torang.
Pada Festival Partonun nanti, Torang juga membeberkan akan menampilkan replika ulos Ragidup, Jugia dan Ragi Angkola yang memiliki tingkat kesulitan tinggi karena sudah lama tidak ditenun lagi.
Selanjutnya, rencana jangka panjangnya pada bangunan kota Tarutung akan dihiasi dengan motif yang diambil dari ulos. Tujuannya untuk mengenalkan ulos kepada wisatawan sekaligus mejadi penarik bagi dunia internasional.
“Kita sangat yakin dengan berjalannya program ini Tapanuli Utara akan menjadi pusat perhatian ditambah sebagai daerah wisata budaya terbesar khususnya di Sumut. Bandara udara sudah ada, frekuensi penerbangan juga semakin besar, ini adalah kesempatan emas yang harus terus diperjuangkan,” kata Tantri Lumbantobing yang juga alumnus Arsitektur USU itu.
Berkaitan dengan dana desa dan pendamping desa, program Partonun akan diusulkan sebagai upaya memberdayakan masyarakat untuk melestarikan budaya.
Puncak Festival Partonun ini akan berlangsung pada akhir September 2016 di kota Tarutung dengan kegiatan Seminar, Pameran Ulos, Tour Huta Ulos (kunjungan ke kampung ulos), Fashion Show dan membentuk Koperasi Partonun. (Ded)
{adselite}