MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Dinamika organisasi merupakan suatu hal yang natural di dalam manajemen konflik atau dalam menciptakan musuh bersama. Musuh bersama di dalam kondisi tertentu sangat diperlukan karena akan menciptakan rasa saling memiliki yang semakin kuat diantara pengurus.
“Konflik dualisme di kepengurusan KNPI adalah bagian dari dinamika organisasi, konflik di internal DPD KNPI Pandeglang merupakan efek dari Dualisme kepengurusan di tingkat pusat sehingga situasi tersebut tidak dapat dihindari”, kata Sekum HMI Cabang Pandeglang Khusaeni.
Ia menegaskan, terlebih lagi ada jurang pemisah yang begitu kuat diantara kedua kubu, SK Kemenhumkam menjadi dasar bagi keduanya mengklaim sebagai kepengurusan yang memiliki legalitas formil.
Untuk penyelesaian konflik ini, tambah Khusaeni, tentu kita harus menunggu Islah kepengurusan KNPI Pusat. Namun, saya pikir konflik ini akan menjadi barometer untuk mengukur tingkat solidaritas dan soliditas antarpengurus di DPD KNPI Pandeglang. Hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat kedewasaan antar pengurus yang akan memengaruhi jalanya roda organisasi.
Ia melanjutkan, HMI Pandenglang dengan tegas menyatakan untuk tetap berada di dalam KNPI yang dipimpin Iin Muhlisin cs. Alasan ini menjadi kuat karena OKP ideologis seperti HMI, IMM, GMNI, PMII, HIMMA dan yang lainya tidak ikut serta di kepengrusan KNPI Provinsi patsunya Ali Hanafiah.
“Jika di tinjau dari partisipasi kepesertaan OKP dan PK yang hadir, hal tersebut tidak memenuhi kuorum atau 50%+1. Tentu saya pikir seorang organisatoris akan memiliki penilaian tersendiri ketika melihat situasi musda seperti ini”, ujarnya.
Menurut Khusaeni, intinya kita harus sama-sama introspeksi dan mengembalikan orientasi berorganisasi agar tidak terjebak kepada nilai-nilai pragmatisme yang sudah lama ditinggalkan banyak orang. (IY)
{loadposition media-right}