MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Kondisi Jalan Rajawali khususnya seputar Pasar Sapan Palangka Raya kondisinya saat ini masih berdebu, rusak, dan banyak terdapat lobang, alhasil lalu lintas kendaraan terkesan semerawut karena saling mendahului menghindari lobang.
Hal ini membuktikan belum mengalami peningkatan kualitas jalan meski diprotes banyak kalangan seperti masyarakat sekitar dan juga pengguna jalan. Bahkan jalan yang rusak tersebut jaraknya tak sampai 1 Km dari Balaikota Palangka Raya, tempat digodoknya perencanaan pembangunan.
Perbaikan jalan tersebut sebenarnyapada awal tahu lalu sudah dilakuakan namun hanya tanah urug tanpa dibarengi dengan pengaspalan. Sehingga ketika hujan, tanah liat itu berubah jadi becek sehingga lobang kembali terbuat akibat air hujan yang tergenang. Sementara masuk musim kering sudah pasti akan menimbulkan debu yang cukup menganggu pengguna jalan dan pertokoan yang berada disekitar jalan, padahal jalan tersebut salah satu akses utama menuju pusat kota.
Salah seorang warga yang tinggal di wilayah Pasar Sapan Supian mengatakan, perbaikan jalan ini sepertinya setengah-setengah, seperti yang terlihat hanya diurug saja tanpa tindak lanjut.
“Kenapa prosesnya sangat lamban ya. Ketika musim hujan, jalan hancur. Sekarang pas jarang hujan, debunya minta ampun, seharusnya pemerintah bisa memikirkan dampaknya bagi masyaakat,” ungkap Supian yang juga memiliki toko dipasar Sapan, saat dibincangi, Rabu (18/5).
Disisi lain beberapa waktu lalu, Pemkot mengklaim penanganan jalan Rajawali itu diserahkan ke Provinsi karena proses perbaikannya cukup menelan banyak anggaran, seperti yang selama ini dilakukan tambal sulam hanya mampu bertahan sebentar.
Kenyataannya, sampai saat ini tindaklanjut perbaikan oleh pihak Provinsi pun tidak ada tanda-tanda dimulai kembali. Alat berat yang dulu sempat ada di pinggir jalan, kini sudah tidak berada di lokasi. Beredar kabar, Pemkot tidak singkron lagi dengan Pemprov Kalteng untuk perbaikan Jalan tersebut. Termasuk kalangan DPRD Kalteng khususnya Komisi D yang tugasnya membidangi infrastruktur. Persoalan kesepakatan sharing anggaran diduga dibalik mandegnya perbaikan.
Namun Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriaty Lambung menepisnya. Menurut dia, hubungan Pemkot dengan Pemprov maupun Komisi D DPRD Kalteng baik-baik saja. Masalah Rajawali sudah dibahas pihaknya untuk merumuskan kata sepakat. Karena itu ia tidak setuju dikatakan Rajawali digantung oleh pihak Provinsi.
“Nggak kok, kita baik-baik saja. Saya mewakili Komisi B sudah ketemu dan berbicara dengan Ketua Komisi D DPRD Kalteng, Artaban. Tidak ada masalah dan sudah ada kesepahaman untuk memperbaiki (Jalan) Rajawali,” ungkap politisi PDI tersebut. (Agus Fataroni)
Editor : HIdayat