MENARAnews, Medan (Sumut) – Menabung adalah hal yang dilakukan oleh banyak orang, tujuannya juga beragam, tetapi kebanyakan untuk berjaga-jaga dikemudian hari. Banyak tempat bisa kita gunakan untuk menabung, boleh di Bank, Koperasi atau lembaga keuangan lainnya.
Kali ini, Pegadaian Cabang Medan mengajak mahasiswa/i USU untuk menabung dengan cara yang ditawarkan oleh Pegadaian, yaitu menabung emas di Aula Farmasi USU, Selasa (3/5/16).
Sebagai salah satu lembaga keuangan berstatus BUMN, Pegadaian memastikan emas yang dimiliki, baik yang masuk dan keluar adalah emas murni dan bersertifikat serta mendapat pengakuan internasional.
Kepala Deputi I Pegadaian Medan, Jansen Siahaan dalam paparannya mengatakan program menabung emas ini sangat mudah dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Tabungan emas ini bisa digunakan oleh semua orang, dengan berbagai keuntungan yang didapat, setiap orang bisa membeli emas dengan menabung uangnya di Pegadaian dan kemudian hari bisa diambil apabila dibutuhkan,” tutur almnus Fakultas Ekonomi USU itu.
Sistem yang digunakan dalam tabungan emas ini juga terbilang sederhana dan mudah dipahami. Setiap kali kita menabung, uang yang kita setor akan dikonversikan dengan harga emas pasar dunia, sehingga jelas terbukukan uang yang kita tabung suatu saat bisa kita ambil dalam bentuk emas dengan syarat minimal sudah ada 5 gram emas dalam tabungan.
“Misalnya harga emas hari ini 500 ribu rupiah saat anda menabung dengan harga emas pasaran 450 ribu rupiah per gram maka sudah ada 1,1 gram emas di tabungan. Apabila harga emas tahun berikutnya menjadi 500 ribu per gram maka nilai 1,1 gram akan dikalikan sesuai harga pasar, totalnya saldo yang anda miliki sebanyak 550 ribu rupiah,” paparnya.
Mengisi acara selanjutnya, Pegadaian mengundang salah satu konsultan keuangan, Prita Hapsari Ghozie yang saat ini aktif di beberapa media televisi dan radio. Prita juga memiliki lembaga perencanaan keuangan ZAP Finance.
Prita banyak memotivasi mahasiswa untuk bisa mengatur keuangannya selagi dalam usia muda. Menurutnya, banyak anak muda membeli sesuatu bukan berdasarkan kebutuhan tetapi keinginan.
“Sekaran ini kan banyak orang beli sesuatu untuk gaya hidup yang ujungnya jadi beban biaya hidup. Nah selagi masih muda, belum punya tanggungan, sekarang waktunya punya planning jangka panjang, yaitu berinvestasi,” katanya.
Menurutnya lagi, pegawai muda yang baru saja masuk ke dunia pekerjaan dan tidak punya banyak pengeluaran cenderung bingung untuk mengatur keuangannya. Prita memberikan saran untuk lebih memilih investasi seperti emas yang nilai jualnya cenderung naik dari tahun ke tahun dibanding investasi lainnya. (Ded)
{adselite}