MENARAnews, Hiburan – Niesya Ridhania Harahap, gadis kelahiran 19 Januari 20 tahun silam ini merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A dan Ibu Dra. Rithaony Hutajulu, M.A yang memiliki segudang bakat yang telah diwarisi dari kedua orangtuanya seperti menari, menyanyi, dan bermain sejumlah alat musik.
Berbeda dengan remaja lainnya menyalurkan bakatnya pada bidang seni modern yang teradaptasi oleh perkembangan jaman, Niesya memusatkan bakatnya pada seni tradisional Indonesia yang justru kebanyakan menganggap hal ini adalah kuno.
“Modernisasi bukan berarti menghapus identitas bangsa kita” ujarnya dengan rasa bangga atas kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia. Sejak usia 13 tahun, Niesya sudah mengembangkan bakat yang diperolehnya secara otodidak dengan mengikuti beberapa kegiatan pagelaran kebudayaan maupun ajang kompetisi. Usahanya dalam melestarikan seni kebudayaan Indonesia berbuahkan hasil yang manis, terbukti dengan sederet prestasi yang diraihnya baik dalam negeri maupun mancanegara. Salah satu pencapaian terbaik wanita berparas cantik ini yaitu menjadi Guest of Honor di acara “Frankfurt Book Fair” yang diselenggarakan di Jerman dengan menampilkan tarian Tor-tor Mataniari yang merupakan tarian tradisional adat Batak. Kemudian ia juga ernah memainkan gamelan yang berasal dari pulau Jawa di Wellington, New Zealand. Penampilan Niesya mendapat banyak apresiasi dari berbagai khalayak asing yang melihat pada saat itu bahkan tidak jarang pula yang ingin mendalami apa itu kebudayaan nusantara.
Melihat hal ini, kegigihan Niesya dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke mata dunia semakin bertambah. “Orang asing saja sangat menghargai budaya nusantara dengan ingin mempelajarinya agar tidak punah, bagaimana dengan kita sebagai pemilik budaya itu” Kata Niesya. Bagi mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Sumaera Utara ini, kebudayaan leluhur harus dilestarikan karena merupakan identitas negara yang pada akhirnya akan membawa nama harum negara. Miris jika melihat bangsa Indonesia khususnya kalangan muda melupakan bahkan tidak mengetahui sama sekali identitas yang telah mendarah daging bagi dirinya.
Berbagai prestasi yang diraih Niesya tidak membuat dirinya berpuas diri namun menjadi acuan untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara dengan terus mengasah bakatnya, tidak dipungkiri pula Niesya juga aktif diluar jalur seni tradisional untuk mengambangkan bakatnya dengan tetap membawa kebudayaan nusantara. Ia juga aktif dalam bangku perkuliahan yang sedang dijalaninya sebab baginya pendidikan sangatlah penting bagi penerus bangsa. “Melestarikan warisan leluhur nusantara berarti menjaga kemurnian identitas bangsa, sama-sama kita tingkatkan rasa cinta tanah air mulai dari hal-hal kecil dengan tujuan untuk kesejahteran bersama” Ujar Niesya Ridhania Harahap.
Profil Niesya Ridhania Harahap
Nama : Niesya Ridhania Harahap
TTL : Medan, 19 Januari 1996
Alamat : Jl.Stella 1 no.21. Simpang Selayang
Pendidikan :
- SMP Harapan 1 Medan
- SMA Harapan 2 Medan
- S1 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 2013
Nama Orangtua :
- Ayah : Irwansyah Harahap, M.A
- Ibu : Rithaony Hutajulu, M.A
Berikut kegiatan serta prestasi yang pernah diraih oleh Niesya Ridhania Harahap :
- 2009 di Wellington, New Zealand bersekolah selama 3 bulan di Thorndon School, ikut serta memainkan gamelan Jawa dalam konser fairwell suarasama di Victoria University Music Hall
- 2010 sebagai performer dan peserta dalam festival tari antar bangsa di Kuching Sarawak Malaysia-2013
- Juara 1 kompetisi band SMA.Harapan
- 2013 juara 2 kompetisi band se Kota Madya Medan yg diselenggarakan keDubes AS “solidarity through music competition”
- 2014 piano concert Indonesian Young Musician
- 7 Maret 2015 menjadi juri di festival band “Mechanical fest” di Pendopo USU
- 3 kali penampilan konser Svara Sacra, konser choral drama di Medan (Tiara Convention), Bandung (Sabuga ITB), dan Jakarta (Jakarta Convention )
- Vocal di Sumatera Jazz Festival 2013 dan North Sumatera Jazz Festival 2014
- Penari tunggal Whirling dance sufi di Ramadhan Fair
- 20 Agustus 2015 menari di pembukaan Dies Natalis USU ke 63 di Auditorium USU
- 27 September 2015 menjadi salah satu performer di acara “Frankfurt Book Fair” di Jerman sebagai “Guest of Honor”, menari tortor”mataniari” dari etnis Batak Toba;
- Penampilan di hari kedua di gedung Museum Fur Volkerkunde di Hamburg bersama Slamet Rahardjo, Sandhy Sandhoro, Nostress asal Bali, Made Maut dan Sakeco dari Sumbawa.
- 3 Oktober 2015 penampilan di acara pembukaan “Schrift Sprache” di Staatsbibliothek Zu Berlin
- 7 Oktober 2015 penampilan di acara social gathering di Museum the Kreeks di Oosterbeek, Netherland (Belanda)
- 18 November 2014 menjadi notulensi pada forum koordinasi pencegahan terorisme dibawah koordinasi dosen fakultas Psikologi USU
- 25 November 2015 menjadi layout editor proceeding seminar Nasional fakultas Psikologi USU
- Sebagai penyanyi pada ansambel angklung “Psychestra Harmony” di acara Psikologi Carnaval dan acara Trisuci Waisak
{loadposition media-right}