MENARAnews, Medan (Sumut) – Ditengah era globalisasi membuat banyak orang semakin mengembangkan kreatifitasnya. Hingga, dari kreatifitas tersebut bisa menjadi penghasil pundi-pundi rupiah. Seperti yang dilakukan Achmad Syarif yang memiliki keterampilan melukis diatas kayu.
Lelaki 22 tahun ini, menjadikan kreatifitasnya melukis diatas kayu sebagai penghasil rupiah. Memakai label Pawyca Project, Arief sukses mengembangkan bisnis kayu lukis. Saat ini Pawyca Project bermarkas di Jalan Setia Budi, Pasar VI, Medan.
Menggunakan kayu jati Belanda sebagai media untuk melukis, Arief terfokus pada gambar siluet dan logo. “itupun sesuai dengan permintaan konsumen, jadi kita harus sesuaikan dengan konsumen kita maunya apa. Apakah logo, tulisan, atau yang lainnya,” katanya saat ditemui, Senin (23/05/2016).
Di Kota Medan sedang menjamur bisnis sejenis yang menggunakan kayu Jati Belanda. Namun, produk Pawyca berbeda dengan produk Jati Belanda yang lain. Bahkan bisa dibilang, Pawyca adalah satu-satunya yang menggunakan keahlian tangan langsung untuk melukis diatas kayu.
“Produk kami dilukis langsung pakai tangan, gak menggunakan alat cetak apapun. Baru Pawyca yang seperti ini untuk Kota Medan,” tambah Arif sembari menunjukkan hasil kerajinannya.
Hasil kerajinan Pawyca, banyak digemari oleh kaum muda. Ada yang memesan untuk pajangan kamar, untuk kado ulang tahun, mencetak logo dan untuk hiasan pada pesta pernikahan.
Meski terbilang masih muda, Arief mampu menjalankan bisnisnya dengan baik. keuntungan yang ia dapat juga sudah cukup banyak. Pesanan yang cukup banyak juga sempat membuat arif kewalahan. Bahkan dia memepekerjakan masyarakat sekitar untuk membantu memotong kayu dan proses penghalusan.
“Jadi masyarakat sekitar juga kebagian untung dari bisnis ini, Mereka bantu untuk memotong dan menghaluskan kayu. Saya yang melukis gambarnya.” katanya.
Jika ingin melakukan pemesanan, Arief biasanya berdiskusi langsung dengan konsumen. Untuk pembuatan siluet konsumen, memberikan foto sebelum pengerjaan sketsa.
Untuk memasarkan produknya, Arief memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Dari situ, respon positif bermunculan, hingga pengguna media yang melihat hasil karyanya tertarik untuk memesan.
Tak hanya di Kota Medan, Arief juga sering mendapat pesanan dari luar Sumatra. “Kadang dari Jawa yang esan, daerah lain juga sudah banyak. Biasanya untuk interior rumah dan hadiah ulang tahun,” ujarnya.
Arief yang sukses dengan kayu lukisnya mengajak kawula muda Kota Medan agak tak berhenti berkarya. Pawyca Project bisa menjadi contoh bagi kawula Medan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri.
“Intinya jangan muda menyerah,” Pungkas Arief. (yug)
{loadposition media-right}