MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Indonesia sedang dihebohkan dengan berbagai kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini. Hal ini mengundang perhatian banyak kalangan dan menimbulkan reaksi dari berbagai organisasi.
Gabungan organisasi mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Katingan (Hima Pakat), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpar Palangka Raya bersama-sama melakukan kampanye “Tolak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak”, Minggu (29/05/2016) di Bundaran Besar Palangka Raya
Di tengah kampanye itu Robi Sanjaya Ketua cabang GMKI dalam orasinya mengatakan tujuan diadakannya kampanye itu untuk membuka hati nurani warga Palangka Raya untuk bersama-sama menyuarakan kampanye yang mereka bawa.
“Kita juga punya hati manusia jangan cuman diam, Tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan, kita harus mampu melakukan hal ini kita punya hati nurani, mari kita kampanyekan kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ujarnya dengan lantang.
Novia Adventy sebagai Inisiator Kampanye, saat diwawancarai menyatakan turut berduka atas kematian seorang gadis empat belas tahun bernama Yuyun seorang siswi SMP yang diperkosa dan dibunuh dengan sadis oleh empat belas orang yang sebagian besar masih di bawah umur.
“Belum lagi kita kembali dibuat menangis dengan kasus pemerkosaan pembunuhan yang dialami oleh seorang perempuan berusia 2,5 tahun oleh tetangganya sendiri”, kata Novia Adventy mencontohkan.
Dikatakan lebih lanjut, kasus perempuan berusia 18 tahun yang merupakan karyawati di pabrik plastik di Desa Jatimulya, Kecamatan Kosabi, Kabupaten Tangerang ditemukan sudah tidak bernyawa dengan keadaan yang sangat menyedihkan dengan ganggang cangkul masuk ke bagian intimnya merupakan kasus tersadis selama ini.
“Sungguh menyedihkan, bahkan mendidihkan amarah setiap orang yang peduli. Perempuan dijadikan sebagai objek kekerasan,” ungkapnya.
Berkaca dari kasus tersebut, organisasi yang berkampanye pada hari ini kata Novia menyampaikan beberapa rekomendasi diantaranya mendorong pemerintah untuk mewujudkan RUU penghapusan kekerasan terhadap perempuan, penghapusan budaya patriarki yang menganggap perempuan lemah dan dibawah laki-laki, dan mengembalikan budaya Timur sertameningkatkan moralitas Bangsa Indonesia.
Dalam aksi kampanye massa membawa spanduk yang bertuliskan “Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Sekarang Juga”, “Stop Penindasan Perempuan dan Anak”, “Segera Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual”, “Perempuan Butuh Kasih Sayang”. (Marlianti)
Editor : Raudhatul N.
{loadposition media-right}