MENARAnews, Medan (Sumut) – Kasus pembunuhan yang menimpa Nur’ain Lubis, Dosen FKIP UMSU masih menimbulkan pertanyaan, berdasarkan keterangan dari penyidik, ternyata pelaku sudah merencanakan aksi sadis tersebut. Roymardo Sah Siregar, mahasiswa asal Padang Sidempuan mengaku dendam karena sering dimarahi dan diancam tidak diluluskan.
Dia mengintai korban dan kemudian melakukan aksi sadis tersebut. Sebelum beraksi, Roymardo telah mempersiapkan martil dan sebilah pisau sebelum berangkat ke kampus UMSU yang berada di Jalan Mukhtar Basri.
“Siang tersangka masuk ke kampus UMSU untuk kuliah. Dia sempat juga memasuki satu mata kuliah, namun karena dosen tidak hadir, dia turun lagi ke bawah,” terang Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Selasa (3/5/2016).
Saat turun kebawah inilah pelaku kemudian mengintai korban. Melihat dosen denior itu masuk ke toilet, pelaku mengikutinya dan menunggu Nur’ain keluar. Pelaku sempat menunggu selama dua menit di salah satu toilet lain. Begitu Nur’ain keluar Roymardo langsung membantai Nur’ain.
Setelah melakukan perbuatan sadisnya itu kemudian pelaku lari dari toilet FKIP ke toilet Fakultas Ekonomi. Keterangan dari Syarif, saksi mata yang merupakan penjaga gedung Fakultas Ekonomi UMSU, Ia melihat pelaku sempat lari ketika dirinya mendobrak toilet FKIP.
“Awalnya saya dengar ada jeritan perempuan dari toilet FKIP. Saya datang ke sini dari gedung Ekonomi. Sampai di sini toilet terkunci, ada 3 CS (cleaning service) yang di luar pintu namun mereka tak berani masuk,” kata Syarif.
Syarif memberanikan diri mendobrak pintu. Dari dalam dia mendapati RS basah kuyup diduga untuk membersihkan darah korban.
“Dia basah, seperti memasukkan sesuatu ke celananya. Tapi nggak tahu masukkan apa. Waktu ditanya ditanya dia bilang keran bocor, langsung lari dia,” kata Syarif.
Melihat RS kabur, Syarif langsung mengejarnya. Dia spontan melakukan tindakan itu karena pelaku sudah diteriaki sebagai pemerkosa. Roymardo ternyata kabur ke kamar mandi Fakultas Ekonomi. Seorang dosen yang ada di luar toilet menunjukkan keberadaannya kepada orang-orang yang mengejar. Dia pun terkepung di dalam toilet itu sampai akhirnya polisi mengamankan dan mengevakuasinya dengan susah payah. (yug)
{adselite}