MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Pemerintah Daerah Provinsi Kalteng memprediksikan selama tiga bulan kedepan akan ada kenaikan harga yang cukup signifikan di sejumlah komoditi. Hal ini seiring terjadinya peningkatan volume konsumsi pada bulan Mei, Juni, dan Juli tahun 2016.
Kepala Bidang Agrobisnis pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kalteng Dwei Erowati sejumlah harga barang yang naik diantaranya Bawang Merah, Cabai, dan Daging Ayam. Untuk Bawang Merah, lanjutnya saat ini berkisar antara Rp.40.000,- sampai dengan Rp.45.000,- per Kg.
Penyebab lain terjadi inflasi bawang merah di wilayah Kalteng sendiri katanya, akibat Program Tanam Bawang seluas 61 Ha dari anggaran APBN yang belum dilaksanakan.
“Untuk beberapa bulan ini kita masih tergantung pasokan bawang merah dari provinsi lain. Tahun 2016 ini kan rencana pengembangan lahan budidaya bawang merah di awal tahun kemarin rencananya 81 hektar, dan terjadi perubahan menjadi 61 hektar dari dana APBN,” ujar Dewi Erowati saat kegiatan Pers Rilis Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, Selasa (3/5/2016) Palangka Raya.
Lanjutnya pembukaan lahan pertanian dengan total seluas 35 hektar dari dana APBD Kalteng yang rencananya di uka di masing-masing kabupaten/kota untuk tahun 2016 masih belum direalisasikan. Jadi total keseluruhan lahan untuk penanaman bawang seluas 96 hektar.
Adanya perubahan luasan tanam bawang menurutnya mempengaruhi pengadaan sarana produksi dan pengembangan benih budidaya bawang merah, sehingga diprediksi pada Juni dan menjelang Lebaran Kalteng masih belum bisa panen bawang merah.
“Sekarang juga masih proses lelang karena dana APBNnya lebih besar dari Rp200 juta. Tapi kami yakin minggu ketiga dan keempat bulan Mei ini dana itu sudah mulai disalurkan ke petani,” terangnya.
Sembari menunggu relaisasi budidaya bawang merah, sejumlah petani yang sudah mempersiapkan lahanya untuk pembibitan bawang merah menanam tanaman hultikultural.
” Kalau kita sudah panen kita optimis bisa memenuhi kebutuhan sendiri tapi sampai bulan Juli nanti sementara menunggu panen, prediksi kita bawang merah ini masih akan menjadi penyumbang inflasi,” tuturnya.
Dinformasikanya, luasan lahan 61 Ha yang rencananya akan digunakan untuk pengembangan budidaya bawang, dilakukan di 3 Kabupaten yakni Kabupaten Barito Utara 1 Ha, Kapuas 30 Ha, dan Kabupaten Kotawaringin Timur 30 Ha.
Sedangkan untuk pengembangan lahan seluas 35 Ha dari anggaran APBD Kalteng dilakukan di 7 Kabupaten yakni Barito Timur, Palangka Raya, Barito Selatan, Seruyan, Pulang Pisau dan Kabupaten Katingan.
Sementara itu Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah memprediksi komoditi bawang merah akan menjadi penyumbang inflasi pada tiga bulan ke depan yaitu Mei, Juni, dan Juli 2016.
Meskipun bulan April 2016 ini Kalteng mengalami deflasi sebesar 0,56 persen sebagai akumulasi dari Kota Palangka Raya deflasi 0,25 persen dan Sampit 0,48 persen namun komoditi bawang merah menjadi penyumbang inflasi di dua daerah ini masing-masing 0,18 persen dan 0,26 persen.
“Sekarang kita selama 4 bulan berturut-turut mengalami deflasi dan penyumbang deflasi juga dari bahan makanan seperti daging ayam ras serta transportasi-komunikasi-jasa keuangan salah satunya bensin. Namun bawang merah menjadi penyebab inflasi di dua daerah ini,” ungkap Setian, Deputi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Bidang Ekonomi Moneter. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.
{adselite}