MENARAnews, Manado – Para gadis remaja di Indonesia harus lebih berhati-hati dalam bergaul, pasalnya predator-predator seks yang bebas berkeliaran di luar sana, tampaknya siap menelan korban jika melihat adanya kesempatan.
Fenomena ini terlihat dari banyaknya kasus pemerkosaan terhadap gadis remaja di Indonesia. Salah satunya adalah nasib tragis yang menimpa seorang gadis berumur 19 tahun dari Manado berinisial V. Gadis remaja itu diperkosa oleh belasan pria tak bermoral.
Menurut keterangan dari ibu korban, Rina, pemerkosaan itu terjadi pada pertengahan Januari 2016. Awalnya anaknya tersebut diajak kedua temannya ke Kabuptan Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Setelah sampai disana, V dipaksa kedua teman perempuannya untuk mencoba narkoba, kemudian V dibawa ke sebuah penginapan dan dalam keadaan mabuk V dipaksa membuka bajunya.
Di dalam kamar itu ternyata telah menunggu belasan pria yang siap melakukan aksi bejatnya. V dengan sangat terpaksa harus menjadi tempat pelampiasan nafsu para pria bejat yang jumlahnya ada 15 orang.
“Saat itu, anak saya sempat ingin meminta pertolongan dan keluar dari penginapan namun karena sudah mabuk, 15 pria tersebut berhasil membawa V ke dalam kamar kembali,” kata Rina sambil berurai air mata.
Nasib tragis V ternyata tidak berhenti disitu saja, setelah ke-15 pria tersebut puas memperkosa, V dibawa ke Provinsi Gorontalo dan di sana V kembali harus melayani nafsu setan para pria tersebut. V kemudian berhasil lepas dari cengkraman para pria bejat tersebut dan kembali pulang ke rumah dari Gorontalo dalam keadaan lemah.
“Anak saya mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut. Saat tiba di rumah, ia sudah tidak mampu lagi mengenal saya dan adik-adiknya,” ungkap Rina.
Atas kejadian ini, Rina mengaku sudah melaporkan peristiwa tragis yang menimpa putrinya tersebut ke Polresta Manado, namun ternyata kasus tersebut dilimpahkan ke Polda Sulut dan kembali dilimpahkan ke Polda Gorontalo.
“Perkembangan kasus kejahatan yang saya laporkan ini ternyata masih jalan ditempat, belum ada tindak lanjut kembali. Soalnya, dua perempuan teman putri saya hanya mendapat panggilan dari Polda Sulut. Mereka hanya ditahan satu hari kemudian dilepaskan,” tutup Rina. (ADF)
{adselite}