MENARAnews, Deli Serdang (Sumut) – Satuan Polisi Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Macan Tutul bersama Balai Besar Konservas Sumber Daya Alam (BBKSDA) untuk pertama kalinya berhasil menggagalkan perdagangan beberapa jenis burung. Jenis burung tersebut antara lain, Love Bird, Murai Daun, Murai Batu dari salah satu cargo maskapai penerbangan di Bandara Kualanamu, Kamis (12/5/2016).
Penangkapan satwa selundupan ini ditengarai dari beredarnya informasi tentang pemalsuan dokumen negara terhadap satwa yang dikirim. Tak hanya itu, pelaku juga memalsukan nomor register dokumen yang dikeluarkan dari BBKSDA.
“Kalau burung yang dikirim itu cuma dua ekor, kabid teknis yang menandatanganinya, tapi kalau sudah jumlahnya ratusan, itu harusnya saya yang menandatangani. Namun kita lihat dokumennya itu tetap tanda tangan kabid teknis yang menandatangani. Kita melihat ada pemalsuan dokumen dan tanda tangan di sana,” kata Kepala BBKSDA Sumut Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For di markas SPORC, Jalan Pasar IV Marendal, Deli Serdang, Selasa (17/5/2016).
Negara mengalami kerugian puluhan juta rupiah dari penerimaan pajak. Karena pelaku memalsukan dokumen PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang dicetak peruri.
BBKSDA juga mengamankan tersangka yang berjumlah empat orang beserta dokumen palsu yang mereka bawa. Rencananya, burung-burung cantik tersebut hendak disebar ke beberapa daerah antara lain, Jogja, Bali dan Jakarta.
“Seluruh tersangka merupakan orang Medan dan barang bukti burung berasal dari Sumatera Utara, dan para tesangka ini bukan merupakan pelaku utama penyelundupan. Dari hasil investigasi, katanya ada yang mengajari mereka. dan ini mengarah kepada oknum tertentu,” katanya.
Ditanyai soal adanya keterlibatan orang dalam, Hotmauli mengatakan barangkali memang ada keterlibatan. Pihaknya akan terus menelusuri hal tersebut.
“Saya belum bisa bilang ini ada. Tapi barangkali memang ada. Tapi kita telusuri. Apakah ada bisikan bisikan dari orang dalam yang tak nampak perannya, tapi seala kemungkinan saya curigai. Kita akan dalam lagi,” bebernya.
Untuk pemalsuan dokumen, pihaknya menyerahkan kepada pihak kepolisian agar ditindaklanjuti.
Pantauan di markas SPORC, sudah banyak burung yang mati. Beberapa petugas mengatakan, ini disebabkan satu dengan yang lainnya berkelahi saat berada di dalam kandang. Untuk burung yang masih hidup, BBKSDA akan menyerahkan seluruhnya ke Kebun Binatang Siantar.
Penelusuran MENARAnews, harga burung jenis love bird di pasaran bisa mencapai Rp. 850 Ribu/ekor. Sedangkan burung Murai Batu bisa mencapai jutaan rupiah tergantung kualitas suara dan umur burung. Meski tak termasuk hewan yang dilindungi, perdagangan ilegal satwa ini masih marak. BBKSDA akan terus melakukan investigasi terkait perdagangan ilegal, baik satwa maupun tumbuhan.(yug)
{adselite}