MENARAnews, Medan (Sumut) – Selain penolakan terhadap PP No. 78 Tahun 2015 tentang pengupahan isu represifitas juga menjadi sorotan penting pada Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Humas Jaringan Aliansi Perjuangan Rakyat Sumatera Utara (JALAN-PRSU) Muslim. Dia mengatakan, hingga kini masih banyak buruh yang mendapat tindakan represif.
“Kriminalisasi isu central yang akan kita angkat, karena masih banyak buruh yang mendapat tindakan kriminalisasi dari aparat maupun pengusaha,” katanya saat konferensi pers di Sekretariat KontraS Sumut, Jalan Brigjen Katamso, Gang Bunga, Kecamatan Medan Maimun, Kamis (28/4/2016).
Buruh yang coba menyampaikan pendapat dan mengkritisi kebijakan pemerintah, mendapat upaya kriminalisasi oleh aparat penegak hukum.
“Mereka dipidanakan karena dianggap melanggar hukum,” katanya.
Menguatnya gerakan buruh, bagi Muslim, terdapat penolakan dari negara. Contohnya yang terjadi pada hari Mogok Nasional beberapa waktu yang lalu. Buruh yang melakukan long march dari kawasan Medan Belawan mendapat tindak penganiayaan oleh sekelompok orang tak dikenal.
“Harusnya kan itu tindak pidana, Namun dalam perjalanannya, ketika kita lapokan pada pihak yang berwajib ini tidak ditanggapi dan seringkali mendapat intimidasi saat kita melaporkan itu,” bebernya kepada awak media.
Kalau isu besarnya, lanjut Muslim, kita harus melihat buruh yang ada di Jawa Timur. Para buruh dari Konfederesi KASBI yang melakukan aksi mogok dikriminalisasi dan saat ini sudah di tahan.
“Di Jakarta ada 26 Aktivis Buruh dan 2 Pengacara Publik dan satu mahasiswa yang dikriminalisasi dan saat ini kasusnya masih disidangkan,” ujarnya.
Ini yang dianggap Muslim sebagai bentuk pembungkaman kebebasan berserikat dan berpendapat. Perjuangan buruh harus berhadapan dengan tindakan represifitas aparat.
“Ini bentuk pembungkaman Demokrasi di era reformasi,” katanya.
Pada peringatan Mayday kali ini, JALAN-PRSU akan menggelar aksi unjuk pada 1 Mei 2016. Aksi akan diikuti berbagai elemen mulai dari buruh, Petani, Mahasiswa. (yug)
{adselite}