MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Setiap komponen masyarakat baik dari kalangan pekerja wiraswasta, Ibu Rumah Tangga, karyawan, PNS, Siswa/Mahasiswa dan lain-lain bahkan wartawan berpotensi mengidap atau menularkan virus HIV-AIDS kepada orang disekitar lingkungan, termasuk orang yang dikasihi.
Berdasarkan hasil perolehan data Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kalteng. Jumlah penderita HIV-AIDS di wilayah Kalteng rata-rata per tahunya mengalami peningkatan 29 sampai dengan 30 persen per tahunya.
Data Kasus HIV-AIDS per tahun di Provinsi Kalteng lima tahun terakhir. tahun 2011 kasus HIV sebanyak 48 dan kasus AIDS 21 kasus, tahun 2012 HIV 93 kasus dan AIDS 14 kasus, tahun 2013 HIV 86 kasus dan AIDS 16 kasus, tahun 2014 HIV 120 kasus dan AIDS 28, tahun 2015 HIV 135 kasus dan AIDS 47 kasus.
Sekretaris KPA Kalteng William Katopo menjelaskan, meski terjadi peningkatan kasus penderita HIV-AIDS di Kabupaten/Kota. Pemerintah masih belum maksimal memberikan perhatian terhadap penanganan dan pencegahan kasus yang terjadi di Wilayah Kalteng.
“Untuk Provinsi sendiri, sejauh ini memang sudah ada perhatian terkait masalah penganggaran, tapi belum seknifikan. begitu juga di Kabupaten/Kota.” ujar William diwawancarai menaranews di ruang kerjanya kamis (07/04/2016) Palangka Raya.
Belum maksimalnya perhatian Pemerintah terhadap kasus peyebaran HIV-AID yang terjadi. tentu akan berimplikasi terhadap perkembangan dari kasus yang mengalami peningkatan di tiap tahunnya.
Dengan demikian, lanjutnya, pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak karena terkendala anggaran yang minim sehingga penanganannya pun masih belum maksimal dilakukan.
“Paling tidak dengan anggaran yang memadai, kita bisa mensosialisasikan terkait HIV-AIDS pada setiap komponen masyarakat, dan masalah kita bersama juga, termasuk wartawan. ” jelasnya.
Dari persentase kasus AIDS menurut pekerjaan di Kalteng selama 10 tahun sejak tahun 2005 sampai dengan 2015 tercatat, untuk wiraswasta yang teridikasi kasus AIDS mencapai 25,9 persen, karyawan 9,4 persen, Ibu Rumah Tangga 19,4 persen.
Untuk kasus pekerja buruh kasar 7,2 persen, PNS 8,6 persen, ABK/Pelaut 3,6 persen, Petani/peternak/nelayan 2,2 persen, Pekerja Seks 2,2 persen, Sopir 1,4 persen, siswa/mahasiswa 2,9 persen, lain-lain 9,4 persen, tenaga profesional non medis 0,7 persen, anggota TNI/Polri 0,7 persen dan tidak jelas 1.4 persen.
Berdasarkan data tersebut William menambahkan, persentase kasus AIDS kepada ibu rumah tangga lebih besar dari pada persentase pekerja seks. yang berati wanita pekerja seks dipake oleh enam orang, dan enam orang ini yang menyebarkan ke orang lain termasuk istri-istri mereka.
“Persentase kasus HIV-AIDS menurut faktor resiko penyebarannya lebih besar kepada heteroseksual mencapai 71,2 persen dibanding homoseksual 7,9 persen, biseksual 2,2 persen, perinatal 6,5 persen, IDU 8,6 persen dan produk darah 3,6 persen.” jelas William menambahkan.
Berdasarkan data kasus HIV-AIDS per Kabupaten/Kota per Desember 2015 kasus HIV mencapai 499 kasus dan AIDS sebanyak 180 kasus. untuk Kota Palanhka Raya kasus HIV sebanyak 175 Kasus dan AIDS 81 kasus, Kabupaten Kotawaringin Timur HIV 138 kasus dan AIDS 38 kasus, Kabupaten Kotawaringin Barat 109 kasus HIV dan 18 Kasus AIDS, Kabupaten Katingan 18 Kasus HIV dan 5 AIDS.
Kabupaten Sukamara 5 kasus HIV dan 3 kasus AIDS, Lamandau 8 kasus HIV dan 1 kasus AIDS, Gunung Mas 4 kasus HIV dan 7 kasus AIDS, Kapuas 15 kasus HIV dan 6 kasus AIDS, Pulang Pisau 6 kasus HIV dan 5 kasus AIDS, Barito Timur 4 kasus HIV dan 5 kasus AIDS, Barito Selatan 4 kasus HIV dan 4 kasus AIDS, Barito Utara 11 kasus HIV dan 4 kasus AIDS, Seruyan 1 kasus HIV dan 2 kasus AIDS, dan Kabupaten Murung Raya 1 Kasus HIV dan 1 AIDS.
William menginformasikan, berdasarkan hasil peta Hotspot atau lokasi beresiko di Kalteng dari KPA Kalteng, total lokasi/Hotspot sebanyak 192 tempat dengan total Wanita Pekerja Seks sebanyak 3.573 orang yang ada di Kabupaten/Kota.
“Persoalan HIV-AIDS adalah persoalan paradigma masyarakat kita. Tentunya dengan pemahaman masyarakat terkait HIV-AIDS bisa meminimalisir peyebaranya. contoh masyarakat tidak tau kalau dia terpapar HIV-AID, dan masyarakat tau tapi tidak mau memberitahukan kepada istri dan keluarganya, pemerintah sudah menyiapkan obatnya gratis ditiap rumah sakit yang ada.” tutupnya. (Arliandie)
Editor : HIdayat
{adselite}
Â