MENARAnews, Amerika Serikat – Tentara cyber kelompok militan ISIS saat ini dikabarkan sedang kerepotan. Pasalnya, militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah melancarkan serangan cyber besar-besaran kepada kelompok ISIS.
Departemen Pertahanan (AS) mengatakan bahwa langkah ini merupakan strategi untuk mempercepat perlawanan terhadap kelompok ISIS. Pertempuran antara koalisi AS dan militant ISIS sejatinya sudah terjadi sejak Agustus 2014 lalu, namun serangan cyber baru efektif dilakukan pada awal bulan April 2016.
Berkaitan dengan hal tersebut, pejabat militer AS sebenarnya sudah cukup lama menyatakan pentingnya menyerang ISIS melalui perangkat teknologi informasi/siber, seperti serangan DDOS terhadap jaringan ISIS, melakukan pembatasan komunikasi kelompok, dan meminimalisir terjadinya perekrutan anggota baru.
“Saat ini kami sudah mulai menggunakan strategi serangan cyber. Kami yakin langkah ini terkoordinasi dengan baik sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif,” kata Mayor Jenderal Peter Gersten, Wakil Komandan Operasi dan Intelijen AS di Baghdad, Irak
Menurut informasi yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan AS, Robert Work, militer AS pada awal bulan ini telah meledakkan jaringan komputer ISIS dengan “bom cyber”. Kondisi ini membuat militer memiliki kesempatan untuk memonitor kegiatan ISIS.
AS juga berharap dapat menyabotase jaringan komunikasi komandan ISIS dengan anggotanya, sehingga mereka tidak sadar diarahkan ke wilayah-wilayah yang menjadi incaran serang drone atau pesawat tempur.
Tidak hanya menyerang, komando cyber AS juga melaksanakan tugas pertahanan dalam rangka mengamankan jaringan internet masyarakat AS dari serangan hacker ISIS.
Untuk meningkatkan operasi cyber terhadap jaringan ISIS, pada 2018 nanti, AS berencana mempekerjakan lebih dari 6000 ahli teknis dan sipil yang akan bekerja di 133 tim, dimana dalam satu tim tersebut beranggotakan sekitar 65 orang. (ADF)
{adselite}