MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Ribuan warga memadati jembatan Ampera untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT), Rabu (9/3). Mereka datang dari seluruh penjuru Kota Palembang. Selain itu tampak pula warga negara asing yang sengaja datang langsung dari negaranya hanya karena ingin menyaksikan GMT. Ada pula yang datang dari beberapa kabupaten di Sumatera Selatan. Namun keindahan GMT tersebut terganggu akibat adanya kepulan asap pabrik yang diketahui milik PT Pusri.
Acara yang awalnya dimulai dengan Sholat Shubuh berjamaah di Masjid Agung dan Sholat Gerhana‎.
“Kapan lagi lihat secara langsung, ratusan tahun lagi baru ada lagi kan,” ucap Ridwan salah satu warga 19 Ilir.
Sementara Gubernur Sumsel Alex Noerdin beserta wakilnya Ishak Mekki dan Walikota Palembang Harnojoyo duduk satu meja menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) dan melakukan sarapan pagi bersama di atas jembatan Ampera Palembang. Mereka juga membaur dengan para tamu undangan, turis luar negeri dan masyarakat umum lainnya.
Dengan menggunakan baju putih, mereka bertiga tampak duduk akur berbincang menanti puncak moment GMT tersebut.
Di sela-sela perbincangan mereka tampak terlihat fenomena alam GMT yang membuat kota Palembang mendadak gelap sekitar satu menit, dan moment itulah juga yang paling ditunggu semua pengunjung yang rela berdesakan di atas Jembatan kebanggaan warga Palembang tersebut.
“Wow kereeen pagi hari pukul setengah 8 pagi seperti gelapnya malam hari,” cetus salah satu pengunjung.
‎Sesaat setelah gelap, langit perlahan kembali terang, dan momen itulah yang disambut ribuan para pengunjung dengan riuh tepukan tangan dan ucapan asma Allah.
“Allahuakbar….Allahuakbar…Subahanaullah…,” teriak para warga.
Saking padatnya Jembatan Ampera, membuat petugas kepolisian, Satpol PP, dan personel dari TNI sedikit kewalahan untuk mengatur para pengunjung tersebut untuk berdiri atau duduk teratur.
Pengunjung lainnya, Verina dan Desi menyatakan kekecewaannya lantaran tidak dapat menikmati keindahan GMT yang berlangsung 2 menit itu.
“Tidak tampak jelas keindahannya, karena tertutup asap pabrik di sepanjang Suungai Musi,” komentar kedua remaja putri ini. (AD)