MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – RSUD Doris Sylvanus Kota Palangka Raya menargetkan peningkatan kapasitas diakhir tahun 2016 mencapai 350 tempat tidur dan 400 tempat tidur di akhir tahun 2017. Hal itu sebagai upaya penignkatan pelayanan rumah sakit yang jauh lebih baik lagi, terutama dalam pelayanan rawat inap.
Direktur RSUD Doris Sylvanus, Rian Tangkudung mengatakan keikutsertaan dalam program penilaian perangkat kinerja perusahaan dalam mengelola lingkungan hidup atau PROPER yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng 2015 kemarin merupakan salah satu terobosan untuk mengetahui kekurangan yang ada guna segera dilakukan perbaikan baik teknis maupun dokumen.
“Dengan mengikuti penilaian perangkat tahun lalu, RSUD Doris Sylvanus mendapatkan gambaran apa saja yang menjadi kekurangan untuk diperbaiki dan dilengkapi,” jelas Rian dalam konfrensi pers, Kamis (03/03/2016) di Kota Palangka Raya.
Salah satu kekurangan yang menjadi sorotan tim penilaian adalah dokumen AMDAL RSUD Doris Sylvanus tahun 2003 yang dimiliki untuk kapasitas maksimal 200 tempat tidur. Sementara pada saat penilaian kapasitas tempat tidur RSUD Doris sudah mencapai 254 tempat tidur.
Rian menyampaikan kembali, penambahana kapasitas tempat tidur tidak bisa dihindari oleh manajemen RSUD Doris Sylvanus. Tahun 2016 awal saja kapasitas tempat tidur sudah mencapai sebanyak 306.
“Pihak rumah sakit sudah kewalahan menerima pasien. Sementara dengan norma yang berlaku, rumah sakit pemerintah dilarang menolak pasien dengan alasan penuh. Seberaba banyakpun pasen yang datang wajib diterima walaupun terpaksa harus dirawat di velbed (tempat tidur lipat),” ujarnya.
Menyangkut permasalahan Cerobong Asap Incinerator yang dibangun pada tahun 2012 lalu dengan ketinggian 10 meter. Sementara peraturan yang baru di tahun 2014, dipersyaratkan harus setinggi 14 meter.
Menurutnya ini sudah diketahui pihak Instalasi Sanitasi RSUD Doris Sylvanus, akan tetapi dengan pertimbangan usia pengadaan yang masih baru ini kata Rian, penggantinya baru bisa dilakukan paling cepat tahun 2016.
“Sarana tindak lanjut lainya tentang dokumen perijinan, sebagian besar sudah dipenuhi sambil penilaian PROPER berjalan contohnya SK Walikota No.188.45/297/2015 tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Bahaya dan Beracun yang terbit pada tanggal 1 Juli 2015 dan SK Walikota no.188.45/574/2015 tentang Ijin Pembangunan Limbah Cair tertanggal 21 Desember 2015,” jelas Rian lebih dalam.
Anggaran Revisi Dokumen AMDAL dan kebutuhan anggaran lainya sudah tersedia di APBD tahun 2016. Pihak menginginkan agar Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng melakukan penilaian kembali ditahun ini dengan harapan pada penilaian berikut bisa mendapatkan peringkat Biru paling lambat 2017.
“Kalau penilaian kita Biru tiga kali berturut-turut, kita sudah bisa mandiri dan tidak perlu diberikan penilaian lagi,” ujarnya kembali.
Di sisi lain Humas Doris Sylvanus Theodorus menyampaikan, memang peningkatan akan dilakukan secara bertahap. Hal ini bertujuan kedepanya RSUD Doris Sylvanus menjadi Rumah Sakit Pendidikan selain memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi tidak memberikan hanya memberikan pelayanan kepada masyarakat tetapi juga memberikan pendidikan kepada dokter muda-muda kita. jadi tidak ada dokter yang melakukan praktek di ruang VIP dan harus di bansal otomatis di Bansal fasilitasnya perlu ditambahkan.” ujarnya.
Dia menyampaikan tingkat ring angka hunian tempat tidur di RSUD Doris Sylvanus mencapai 70 persen. Tapi pada saat kondisi tertentun seperti peyebaran demam berdarah, angka hunian menjadi meningkat bahkan bisa mencapai 100 persen seperti diruang VIP. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.
{adselite}