MENARAnews, Jambi – Konflik dualisme kepengurusan yang terjadi di tubuh Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) sepertinya masih belum menemui titik terang. Padahal, baru-baru ini kedua kubu Romahurmuziy (Romi) dan Djan Faridz akan melakukan Muktamar islah guna mengakhiri perseteruan di partai berlambang kakbah ini.
Namun, rencana itupun sepertinya belum terjadi. Khusus di Jambi, kedua kubu masih memegang hasil keputusan tersendiri, yakni PPP Djan Faridz masih mengikuti keputusan Mahkamah Agung (MA), sedangkan PPP Romi hasil keputusan Kemenkumham.
Sekretaris DPW PPP Provinsi Jambi kubu Djan Faridz, Mahmudah mengaku, untuk pelaksanaan Muktamar islah harus tetap mengacu kepada keputusan MA.
“Kalau terjadi Muktamar tetap mengacu kepada keputusan 601 oleh MA itu. Dengan memenangkan kubu Jakarta (PPP Djan Faridz,red),” tegas Mahmudah via ponselnya, Minggu (13/3), kemarin.
Baginya, keputusan MA sudah merupakan lembaga hukum tertinggi. Dan siapa yang melanggar hal tersebut memang inginkan PPP hancur.
“Tanpa disadari, pemimpin di pusat itu memang sudah diadu domba untuk merusak partai,” ucapnya.
Bagaimana dengan PPP di Jambi? Kata Mahmudah, dengan dualisme yang terjadi di pusat untuk jangan diikuti hingga di tingkat DPW. Baginya cukup mengikuti arah mana yang dimenangkan oleh hukum yang ada.
“Kalau melawan itu tanggung, kita sama kita. Penyelesaian gak ada juga,” akuinya.
Ditanya apakah sudah menjalin komunikasi dengan kubu PPP Romi di Jambi? Mahmudah, dengan tegas mengaku hingga saat ini belum ada. Namun pihaknya tetap merapatkan barisan dan menunggu.
“Kami bertahan dengan kemenangan di MA. Surabaya itu sudah hangus dan Bandung itu hanya memfasilitasi Islah saja,” tuturnya.
Seperti apa persiapan PPP Djan Faridz Jambi untuk menghadapi Muktamar nantinya? Mahmudah mengaku, siap tempur dan membawa alat bukti kemenangan.
“Kita siap tempur hadapi itu,” ucapnya.
Secara terpisah, Ketua DPW PPP kubu Romi, Evi Suherman, tetap berpatokan dengan hasil Muktamar Bandung yakni mengikuti Surat Keputusan (SK) Kemenkumham.
“Kita tetap ke SK Bandung. Jambi saya sebagai ketuanya,” tegas Evi, dihubungi via ponselnya, kemarin.
Ia mengajak PPP kubu Djan Faridz Provinsi Jambi untuk menyatu dan melaksanakan Muktamar April mendatang. “Kita sudah membuka diri. Kalau kubu sebelah tidak juga membuka diri berarti tidak mau menyelamatkan partai,” tegasnya.
Bagaimana komunikasi dengan PPP Djan Faridz? baginya PPP Jambi hanya satu, yakni berdasarkan keputusan Kemenkumham. “Sebelah itu bagian dari kami,” tandasnya. (GWA)
{adselite}