MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Petani Sumatera Selatan (APPSS) mendatangi kantor Gubernur Sumsel, Senin (7/3) untuk menyampaikan aspirasi perihal anjloknya harga karet di beberapa daerah di Sumsel.
Massa yang berasal dari beberapa kabupaten di Sumsel, seperti Banyuasin, Ogan Ilir (OI), Muaraenim, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ini mengeluhkan, harga karet yang semakin anjlok.
Mereka menilai, anjloknya harga karet salah satunya disebabkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap komoditi pertanian unggulan di Sumsel ini.
“Di Kabupaten OI, Muaraenim dan PALI, harga karet hanya Rp 4.000/kg. Sementara di Kabupaten Banyuasin, lebih parah hanya Rp 3.000/kg,” kata Zul Apri, selaku koordinator aksi.
Dilanjutkan, jatuhnya harga karet membuat masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dirinya khawatir, jika hal ini terus berlanjut akan membuat ratusan ribu masyarakat petani karet di Sumsel mengalami kehancuran di bidang ekonomi.
“Kalau begini terus, kami tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mau makan saja susah ini,” keluhnya.
Poin yang menjadi tuntutan para Petani ini yaitu, mendesak pemerintah membuat regulasi harga karet yang berpihak pada rakyat kecil. Mendesak pemerintah membuat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pertanian karet. Kemudian mendesak Pemerintah memperkuat perkoperasian pertanian dan menjalankan amanat Pasal 3 Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tentang kesejahteraan rakyat.
“Kami ini rakyat kecil, jadi tolonglah perhatikan dan jawab keluhan kami. Kalau bisa harga karet ini normal seperti dulu,” ungkapnya.
Ia juga berharap, pemerintah tidak hany fokus dengan pembangunan infrastruktur.
“Pemerintah jangan hanya fokus dengan pembangunan infrastruktur menjelang Asian Games, perhatikan juga nasib rakyat kecil, nasib petani karet,” tutupnya. (MA)