MENARAnews, Medan (Sumut) – Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Sumatera Utara tidak bisa melakukan siaran langsung akibat tower pemancar terhalang oleh bangunan Podomoro City Deli Medan. Tinnginya bangunan, mengakibatkan sinyal menjadi terhalang. Dalam hal ini begitu banyak yang dirugikan khususnya masyarakat Sumatera Utara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor TVRI Sumut Zainuddin Latuconsina. Dia mengatakan, hingga hari ini seluruh siaran yang ada di TVRI Sumut harus disiarkan langsung dengan pemancar yang berada di Sibolangit.
“Artinya membutuhkan dan lebih banyak toh, karena setiap hari harus dikirim kesana semua gambarnya. Ini sudah mengorbankan rakyat Sumatera Utara karena tidak bisa melihat siaran langsung di TVRI,” katanya usai temu pers bersama Koalisi Masyarakat Sipil di Kantor TVRI, Jalan Putri Hijau Medan.
Melalui surat tertanggal 10 Agustus 2015 yang dilayangkan ke Podomoro, TVRI sudah menawarkan solusi alternatif. Solusi yang ditawarkan adalah meletakkan microwave diatas puncak gedung Podomoro. Dan sembari menunggu pembangunan rampung, penyelesaian masalah sementara bisa menggunakan kabel fiber optik untuk mengirimkan gambar ke pemancar di Sibolangit. “Itupun Pihak Podomoro yang harus membayar semua nya,” ujarnya lagi.
Namun hingga kini penempatan tower yang berada di puncak gedung Podomoro belum juga direalisasikan pihak podomoro. Bahkan untuk solusi kedua dengan menggunakan kabel fiber optic juga belum terlaksana.
Zainuddin jyga menyampaikan, sebenarnya untuk pembiayaan, TVRI tidak terlalu mengalami kerugian yang besar. Namun kerugian yang paling besar dirasa adalah TVRI Sumut tidak bisa siaran langsung.
“Kan masyarakat jadinya tak bisa menikmati langsung yang rugi lebih banyak itu yah masyarakat,” ujarnya.
Dari permasalahan ini, masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Sumatera Utara membangun jaringan untuk memperjuangkan stasiun televisi yang sudah ada di Sumut sejak tahun 1970 itu. Hasim mengatakan, Koalisi Masyarakat Sipil tidak main-main dalam memperjuangkan TVRI. Karena menurutnya, akibat dari terganggunya siaran TVRI, masarakat telah dirampas haknya untuk memperoleh hiburan.
“Ini bukan hanya permasalahan siaran saja, in masalah identitas masyaraat Sumut, karena TVRI banyak menayangkan tentang kebudayaan, Kalau itu terganggu maka masyarakat budaya juga terganggu,” ujar lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Umum KAHMI Medan itu.
Langkah selanjutnya, Koalisi Masyarakat Sipili akan menggelar aksi besar-besaran untuk menyelamatkan TVRI. “Kita akan lakukan aksi panggung rakyat untuk mengkampanyekan permasalahan ini,” pungkasnya. (yug)
{adselite}