MENARAnews, Dunia – Horor dan mencekam. Itulah suasana di Kota Raqqa, Suriah saat ISIS berhasil menaklukan kota tersebut. Gambaran mengenai kondisi mencekam tersebut diungkapkan oleh Sri Rahayu yang saat itu bekerja sebagai TKI di Kota Raqqa.
TKI asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini mengaku mendengar banyak orang yang berlarian sambil berteriak ketakutan ketika para pejuang ISIS memasuki Kota Raqqa dan mengambil alih gudang senjata milik Batalion 17 tentara Suriah. Setelah berhasil merebut Kota Raqqa, bendera kelompok militan yang berwarna hitam itu terlihat menghiasi berbagai sudut Kota Raqqa.
Untuk menghindari kecurigaan dari para pejuang ISIS, Sri Rahayu selalu memakai pakaian hitam yang disertai dengan cadar menutup rapat wajahnya saat akan keluar rumah atau sekadar membersihkan halaman.
Ia mengungkapkan pernah melihat kepala-kepala manusia yang dipenggal berbaris di pinggir jalan saat akan beberlanja di pasar Raqqa. Kondisi ini membuat Sri membatalkan niatnya itu dan memilih untuk kembali pulang ke rumah majikannya karena merasa ketakutan.
Menurut Sri, para pejuang ISIS yang ada di kota Raqqa banyak berasal dari Arab Saudi, Tunisia, India, dan beberapa orang kulit putih jika dilihat dari logat bicara dan bahasanya. Namun ia mengaku tidak pernah berjumpa dengan orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS.
Sri Rahayu masuk ke Suriah pada 2 Februari 2011 melalui agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera dan perusahaan asal Suriah, Sana. (ADF)
{adselite}