MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Dalam memberantas jaringan pengedar narkoba di Indonesia, kedepan TNI harus memiliki peran untuk menembak mati para bandar dan mafia narkoba.
Hal itu disampaikan Kepala BNN RI Komjen Pol Budi Wasaso (Buwas), Selasa (29/3) dalam acara silaturahmi dan dialog interaktif dengan tema “Perang Besar Melawan Narkoba”, di Akademik Center UIN Raden Fatah Palembang.
Diungkapkan Buwas, dalam pemberantasaan narkoba kedepan peran TNI harus dimainkan. Hal ini karena fungsi TNI bukan penagakan hukum tapi TNI terlatih untuk perang. Karena Presiden RI menyatakan Indonesia darurat narkona dari itu TNI diharapkan dapat turut melakukan tindakan tegas kapada para bandar dan mafia narkoba.
“Kita tahu targetnya siapa saja bandar-bandarnya. Tapi kalau untuk penindakan hukum kita masih menunggu barang bukti lalu diajukan ke pengadilan. Namun kita tahu persis bandar itu karena kalau pidana lambat sekali prosesnya. Dipidana mati, tapi bandarnya kok tidak mati-mati, karena dalam UU ada banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali (PK). Ini kelemahan UU kita, oleh sebab itu karena UU-nya demikian kedepan yang seperti ini seharusnya diselesaikan di lapangan, atau tembak mati sang bandar narkoba. Disinilah perlu peran TNI,” katanya.
Buwas memastikan memiliki data yang tepat untuk nama-nama bandar di Indonesia. Hal itu didapatkannya dari hasil penyelidikan BNN yang telah dilakukan selama ini.
“Kita ada data nama-namanya, jelas dan datanya A1. TNI bisa datangi sang bandar narkoba itu, tidak perlu banyak cakap (berbicara) senjatalah yang bicara. Dengan demikian barulah negara Indonesia ini aman dari narkoba. Karena jika tidak dibegitukan panjang urusannya, penuh penjara. Apalgi jika di penjara bandar ini bisa ‘main mata’ dengan okum sipir. Saya yakin TNI bisa karena TNI kan terlatih,” harapnya.
Lebih jauh Buwas mengungkapkan, jika Presiden RI Jokowi dan Menkopolhukam telah menyetujui memberikan senjata api dan amunisi kepada BNN RI, untuk memberantas jaringan narkoba di Indonesia.
“Menkopolhukam menyampaikan kepada saya agar anggota BNN dilatih dan mahir dalam menembak. Lalu saya sampaikan jika anggota BNN saat ini, jika menembak peringatan itu kena kepala dan kalau nembak melumpukan itu kena jantung. Jadi, untuk bandar narkoba ini BNN tidak akan sia-siakan waktu dan kesempatan,” tegasnya.
Lanjut Buwas, untuk amunisi senjata api yang digunakan seluruh anggota BNN RI, saat ini semuanya merupakan peluru tajam. Tidak ada lagi namanya peluru karet maupun peluru tumpul.
“Dalam melakukan penindakan tegas, saya sudah perintahkan seluruh anggota BNN. Lakukan penembakan kepada para bandar narkoba, jangan ragu dan khawatir. Karena membunuh bandar narkoba pasti diampuni oleh Allah SWT, sebab bandar narkoba merupakan pembunuh dan meracuni ribuan warga masyarakat dari narkoba yang mereka jualkan,” tandasnya.
Dalam kegiatan tersebuut, satu hal yang menjadi sorotan adalah foto Bupati Ogan Ilir non aktif AW Noviadi yang terbukti memakai narkoba dipajang.
Begitu terlihat foto sosok Noviadi, spontan para peserta yang hadir yang jumlahnya ribuan tersenyum lebar bahkan tertawa.
“Yang ini hanya sebagai contoh, bukan untuk mempermalukan,” ujar Buwas, dihadapan ribuan orang yang hadir di acara tersebut.
Buwas lalu menggambarkan jika narkotika tidak mengenal siapapun, termasuk menyasar kepala daerah.
“Kalau menurut keterangan saksi beliau (Noviadi) sudah lama pakai narkoba,” kata dia.
Lebih lanjut Buwas mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat bahwasannya adanya beberapa oknum kepala daerah yang menggunakan narkotika.
“Bukan Sumsel saja tapi di seluruh pulau di Indonesia. Saya sudah sampaikan, tolong hari ini hentikan,” pungkasnya. (SI)(AD)