MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Rumah pribadi Bupati terpilih Ogan Ilir (OI), AW Noviadi digeruduk Badan Narkotika Negara (BNN). Penggerbekan dilakukan setelah melakukan pengintaian kurang lebih tiga bulan belakangan. Hal itu lantaran dugaan kuat Bupati OI tersebut merupakan pengguna narkoba jenis sabu sabu.
Minggu (13/3) sore petugas BNN datang ke rumah Mantan Bupati Ogan Ilir Mawardi Yahya di Jl Musyawarah, RT 26, Kelurahan Karang Jaya, Gandus. AW Noviadi yang mengetahui kedatangan tim BNN urung pergi ke Jakarta. Mobil Pajero Profit BG 7965 XP yang dikendarainya balik kandang ke rumah tersebut.
Petugas BNN mengepung sekeliling rumah. Pintu pagar depan rumah tidak dibukakan penghuni rumah. Negosiasi berjalan alot, mulai pukul 18.20 WIB hingga 21.30 WIB. Karena tak ada hasil, petugas BNN terpaksa mendobrak pintu itu. Begitu anggota BNN berhasil masuk, sejumlah orang langsung diamankan. Ada yang mencoba kabur dengan memanjat tembok dan lari ke SD di belakang lokasi penggerebekan. Ada yang mencoba sembunyi di pekarangan rumah orang.
Petugas BNN terpaksa melepaskan beberapa kali tembakan ke udara. Akhirnya beberapa orang yang mencoba kabur berhasil ditangkap. Termasuk Ic alias Jo, yang diduga penjual kepada Mn, yang diduga orang suruhan AW. Tim BNN membawa sekitar sembilan orang. Selain AW dan Ilyas, ada anggota Polri diduga ajudan Bupati OI, Satpol PP, dan dua wartawan yang ikut digelandang ke kantor BNN Sumsel.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat lima nama yang positif narkoba dan dikirim ke BNN Jakarta, yaitu AW Nofiandi (Bupati Ogan Ilir), Murdani (swasta), Faizal Rochie (PNS Ernaldi Bahar), Juniansyah (buruh perusahaan), dan Deny Afriansyah (PNS Dinkes OKU Timur).
Sementara itu, Pengamat politik asal Unsri yang juga merupakan Ketua alumni Fisip Unsri, Bagindo Togar Butar butar menilai jika lolosnyo Bupati Ogan Ilir AW Noviadi saat Pilkada lalu ketika tes kesehatan kemungkinan dikarenakan telah adanya kesiapan tersendiri seperti dengan cara atau menenggak suatu zat tertentu sehingga mampu menetralisir kandungan unsur unsur narkoba, sehingga sistem, peralatan dan methode yang dipergunakan tim medis dan laboratorium memang tidak menemukan hasil tes pengguna narkoba alias bersih.
“Mungkin Pelaku (AW Nioviadi) sudah mengantisipasi dengan cara atau zat tertentu yang mampu menetralisir kandungan unsur unsur Narkoba.‎ Sehingga sistem, peralatan dan methode yang dipergunakan tim medis dan laboratorium memang tidak menemukan hasil positif pengguna narkoba. ‎Paling tidak dalam kurun waktu beberapa hari yang bersangkutan ” berpuasa” menggunakan Narkoba tertentu,” ungkap Bagindo, Senin (14/3).
Menurut Bgindo, oleh karena adanya cara atau melakukan sebuah tindakkan itulah Noviadi bisa lolos dari seleksi calob kepala daerah saat Pilkada serentak lalu.
“Sehingga akhirnya luput dr deteksi Pansel Pilkada KPU Oi.‎ KPU, Panwaslu, Kepolisian & RSU Daerah sebaiknya tidak melaksanakan tes uji hanya sekali, tetapi berulangkali dan jadwal pengujian secara mendadak,” kata dia. (AD)