MENARAnews, Politik – Wacana pencalonan Ani Yudhoyono sebagai Presiden Republik Indonesia tampaknya bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, baru-baru ini jagat sosial media dihebohkan dengan beredarnya gambar Ani Yudhoyono yang bertuliskan “Calon Presiden Partai Demokrat 2019”
Sambil melambaikan tangan dengan latar belakang bendera merah putih, Ani Yudhoyono tampil layaknya seorang calon presiden yang siap bertarung di Pemilu 2019 mendatang. Foto itu juga dilengkapi dengan tulisan “Lanjutkan!” dan tagar #AniYudhoyono2019
Menyikapi beredarnya gambar tersebut, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menyatakan bahwa foto tersebut memang hasil kreasi dari tim DPP Partai Demokrat.
Munculnya foto tersebut bukan tanpa alasan, menurutnya, saat ini sudah ada masukkan dari masyarakat kepada Partai Demokrat untuk mengusung Ani Yudhoyono sebagai capres dalam Pemilu mendatang.
Ruhut menambahkan, pada saat kunjungan Tour de Java, masyarakat pada waktu itu sebenarnya meminta SBY untuk maju kembali sebagai calon RI 1. Namun, SBY menyadari bahwa aturan yang ada tidak memungkinkan seorang yang sudah 10 tahun memimpin kembali maju sebagai capres.
“Waktu itu rakyat yang semakin cerdas ini mengatakan, kalau Bapak memang sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi, apa salahnya jika ibu Ani yang maju? Itu rakyat yang meminta,” ucap Ruhut
Isu majunya Ani Yudhoyono sebagai calon presiden RI, sebenarnya telah mengemuka pada Pemilu 2014 lalu. Namun saat itu, SBY menegaskan bahwa istrinya tidak berminat untuk maju dalam Pilpres 2014.
Pertanyaan SBY itu kembali ditegaskan oleh Ani Yudhoyono melalui buku biografisnya. Ia mengaku pernah mendapatkan pertanyaan dari seorang siswa yang berkunjung ke Istana Negara.
“Ibu Ani, apakah ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?” tanya siswa tersebut.
Dalam bukunya, Ibu Ani mengatakan, “Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. Jauh di luar bayanganku. Bagiku, mendampingi SBY hingga bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik adalah tujuanku dan bila tercapai itu sudah cukup melegakan. Jika SBY sudah tidak jadi presiden, maka kedudukan paling terhormatku adalah tetap menjadi nyonya SBY, bukan menjadi presiden.(ADF)
{adselite}