MENARAnews, Medan (Sumut) – Puluhan komunitas pemuda mengikuti FGD (Focus Group Discussion) penelitian yang diselenggarakan oleh lembaga PBB fokus pada pemukiman perkotaan (UN Habitat) di Aula Bina Graha, Medan (20/2/16).
Acara ini merupakan kerjasama dengan komunitas Indonesia Youth Meeting Movement (IYMM), Turun Tangan Medan dan Medan Heritage. Adapun tema dari penelitian ini mengangkat Ketidakadilan Perkotaan dan Pengembangan Pemuda.
Tujuan diadakannya diskusi ini adalah untuk mengetahui pandangan pemuda terhadap situasi pembangunan Kota Medan yang ditinjau dari berbagai perspektif, diantaranya Politik, Sosial, Budaya dan Ekonomi.
Hasil dari penelitian ini akan dijadikan laporan pada The Global State of Urban Youth Report (GSUYR) 2015/2016 terkait ketidaksetaraan di perkotaan melalui pandangan kalangan pemuda.
Untuk Indonesia, UN Habitat sendiri memilih dua kota untuk dijadikan sampek penelitian yaitu Medan dan Yogyakarta. Alasan dipilihnya Kota Medan karena dianggap memiliki keunikan dalam keberagaman baik suku, Etnis, Ras dan Agama.
Rangkaian acara diisi oleh pembicaraan dari berbagai latar belakang diantaranya Lita (Dosen FKM USU), Rizky Nasution (Medan Heritage), Anca Sitorus (BKKBN). Soehardy (Badan Warisan Sumatera) dan Azhar Aritonang (Turun Tangan Medan).
Joce Timoty selaku National Director mengatakan bahwa FGD atau riset kali ini diadakan secara internasional dan Kota Medan menjadi kota pertama. Selanjutnya akan dilanjutkan di berbagai negara di belahan dunia untuk melihat situasi ketidakadilan yang terjadi di perkotaan.
“Banyak warisan budaya di Kota Medan baik itu bangunan yang sudah beralih fungsi saat ini. Pemuda Kota Medan harus lebih sigap untuk menyelamatkannya yang seharusnya itu bisa dijadikan sebagai destinasi bagi wisatawan. Pemuda jangan apatis dengan yang terjadi disekitarnya, sekecil apapun itu harus bisa diselamatkan,” ujar Rizky Nasution saat memberikan pemaparan tentang warisan budaya yang ada di Kota Medan. (ded)
{adselite}