MENARAnews, Medan (Sumut) – Seperti ini suasana Pagelaran Seni Budaya Alabas hang ramai dikunjungi sejak pagi di Hotel Santika Dyandra Medan, Minggu (14/2/16).
Setidaknya delapan stand boot sudah berkemas menyusun barang yang akan ditampilkan kepada pengunjung. Mulai dari hasil bumi Gayo hingga berbagai macam hasil kerajinan tangan dalam bentuk souvenir juga kain tenun khas Gayo.
Berbagai tarian khas Alabas dari berbagai daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tenggara serta paduan suara maupun vokal solo dikemas dengan meriah menunjukkan eksistensi mereka.
Pagelaran Seni Budaya Alabas ini sendiri merupakan upaya dalam percepatan pemekaran Provinsi Alabas (Aceh Leuser Antara Barat Selatan) yang diselenggarakan oleh Komite Percepatan Pemekaran Provinsi Alabas.
Sebelum pagelaran seni budaya dimulai, sebelumnya panitai sudah mempersiapkan sebuah seminar motivasi kepada pemuda Alabas yang dibawakan oleh Yasier Utama, motivator nasional. Kemudian dilanjutkan dengan dialog singkat warga Alabas yang hadir disitu bersama tokoh yang berjuang dalam proses pemekaran.
Dalam sambutannya, Ketua KP3 Alabas Armen Desky mengatakan bahwa Alabas punya kekayaan budaya, tidak hanya kekayaan alam saja dan sudah diakui oleh dunia dan dilestarikan oleh PBB.
Armen juga menyampaikan bahwa jika Provinsi Alabas resmi terbentuk maka pembangunan akan semakin cepat. Hadir saat itu juga Konsulat Jepang dan Turki yang siap memberikan kontribusi dalam pemekaran dan pembangunan Alabas.
Alasan mengapa dipilihnya Kota Medan sebagai tempat pagelaran budaya akan lebih kondusid dibanding di Banda Aceh, karena pasti akan mendapat penolakan dari Pemerintah Aceh sebut Armen.
Kemudian Ir Tagore Abubakar yang juga Anggota DPR RI Komisi II Fraksi PDI Perjuangan mengatakan bahwa suku Gayo memiliki sejarah yang amat panjang, bahkan 7500 tahun lalu sudah ada bangsa Gayo mendiami daerah tersebut.
“Suku Gayo punya peradaban tua, ini menurut penelitian bukan mengada-ada. Jauh sebelum Aceh ada, leluhur kita sudah ada di bumi Gayo,” katanya.
Tagore menegaskan bahwa bumi Alabas memiliki potensi kemajuan yang sangat tinggi jika pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusianya berimbang.
“Tanah kita kaya, ada emas, minyak, kopi kita sudah dikenal dunia. Tapi untuk menyekolahkan anak kuliah saja susah. Kita tidak mau generasi kita terus seperti ini dan pemekaran ini adalah satu-satunya jalan menuju kesejahteraan itu,” kata Tagore dalam sambutan.
Pada tanggal 25 Januari lalu, Komisi II DPR RI telah menerima Grand Design Pemekaran Provinsi Alabas dari Kemendagri dan berkemungkinan Provinsi Alabas menjadi strategis nasional selain Papua. Saat ini setidaknya lebih dari 30 daerah otonom baik tingkat satu dan tingkat dua yang memiliki agenda pemekaran. (ded)
{adselite}