MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Wacana Kalteng sebagai pengekspor bawang merah pada tahun 2020 nampaknya kini mulai diseriusi oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam merealisasikanya.
Pasalnya pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kalteng terus menggenjot peningkatan produksi bawang merah yang setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Wacana tersebut diperkuat dengan akan dibangunnya kawasan pertanian bawang merah pada tahun 2016 ini, jadi tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat kalteng menjadi penyuplai bawang di Kalimantan.
Kabid Produksi Hortikultura Distanak Kalteng, Vinolia Tantri mengaku, awalnya daerah yang menjadi pengembangan bawang merah hanya di Palangka Raya saja, namun di tahun ini pengembangan kawasan akan diperluas hingga 7 daerah.
“Masing-masing daerah dalam sekali panen minimal menghasilkan 9 ton bawang merah per hektar, dan maksimal sekitar 20 ton. Salah satunya itu di daerah Tangkiling,” papar Vinolia saat dibincangi media, Jumat (12/2/2016).
Dia menambahkan, Distanak menargetkan produksi jangka panjang dalam perluasan kawasan bawang tersebut maksimal hingga lima tahun kedepan, dan luasan kawasan akan disesuaikan dengan masing-masing daerah.
“Hal ini jelas menjadi tantangan bagi kita semua, di mana target tersebut harus bisa tercapai setiap tahunnya. Bagaimana agar jumlah daerah yang memproduksi bawang dan hasil yang diperoleh nantinya dapat seimbang,” jelasnya.
Dirinyapun berharap, pemerintah daerah dapat mendukung sepenuhnya dengan usaha Distanak dalam mengembangan komoditas bawang merah di Kalteng tersebut. Setidaknya apabila pengembangan itu dilakukan secara merata, maka kebutuhan akan bawang merah di Kalteng sendiri dapat terpenuhi tanpa harus memasok dari luar daerah.
“Kami berharap langkah ini bisa didukung sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga swasembada akan dapat tercapai dengan cepat sesuai target serta keinginan untuk menjadikan Kaltwng sebagai surflus bawang merah pada 2020 nanti bisa terealisasi,” pungkasnya. (Agus Fataroni)
Editor : Raudhatul N.
{adselite}