MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, hanya akan melakukan Fogging atau Pengasapan pada daerah atau kawasan yang dinilai telah endemik atau banyak ditemui kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Begitu dikatakan Kepala Dinkes Kota Palangka Raya, Tiur Simatupang.
“Fogging tetap akan dilakukan. Hanya saja sasaran fogging pada kawasan atau daerah yang dinilai endemik,” ungkap Tiur, ketikan dibincangi MENARAnews, Rabu (24/2/2016).
Ia menambahkan, kalaupun selama ini belum terlihat adanya kegiatan Fogging di suatu pemukiman atau kawasan kota, lebih dikarenakan lokasi-lokasi yang ada belum dinilai sebagai kawasan endemik.
”Memang selain sosialisasi secara terus menerus, Dinkes juga terus melakukan pemantauan peningkatan jumlah kasus DBD, mulai januari hingga puncak penyebaran sampai dengan akhir Maret 2016 ini,” ujarnya.
Selama ini, pemantauan dan pendataan peningkatan DBD, dilakukan dari tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit. Dari data yang ada maka, akan diketahui kawasan mana saja yang dianggap rentan dan perlu dilakukan fogging.
Tiur menjelaskan, Fogging dapat dilakukan dengan dasar memprioritas pada kawasan yang dianggap tinggi penularan DBD. Kalau dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan termasuk tidak akuratnya data-data penularan DBD, dikuatirkan akan menjadi sia-sia.
Supaya diingat, lanjut Tiur, langkah pencegahan yang utama sebenarnya adalah bergantung dengan, kemauan masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih baik dilingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan masyarakat.
Caranya, yaitu tadi 3 M menguras, menutup dan mengubur. Selain itu masyarakat harus lebih peduli dengan lingkungannya, sebab dari lingkungan awal pencegahan berkembangbiaknya DBD.
“Kita harus punya prinsif, lebih baik mencegah dari pada mengobati, kalau sudah sakit, maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Perlu dingat, pengasapan atau fogging hanya berfungsi untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD melalui nyamuk aedes aegypty, namun dalam perkembangbiakannya, sulit dideteksi,”tukasnya.
Berdasarkan penelitian tambah dia, nyamuk yang sudah tetular aedes aegypti, biasanya akan mati dalam rentang waktu satu minggu, namun nyamuk tersebut sempat meninggalkan telur yang secara otomatis membawa virus DBD.(Agus Fataroni)
Editor : Raudhatul N.