MENARAnews, Medan (Sumut) – Warga yang terkena dampak pembangunan double track rel kereta api Medan – Kualanamu menggeruduk PT KAI yang berada di Jalan Gaharu Medan, Senin (15/2/16). Kedatangan mereka ke PT KAIĀ terkait penggusuran rumah mereka yang seharusnya dilakukan hari ini.
Warga yang tergabung dalam Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel (FK-MPR) mendesak PT KAI untuk membatalkan prnggusuran daerah sepanjang rel sebelum adanya relokasi ke tempat tinggal yang baru. Selain FK-MPR aksi juga di motori oleh beberapa organisasi masyarakat. Antara lain, LBH Medan, KontraS Sumut, PI Sumut, TEPLOK, SBSI 1992, KESPER, GMNI, GMKI, SMI, BEM Nomensen, BEM UMSU, FORMAPIH dan Semar Institute.
FK-MPR juga membawa anak anak mereka yang masih berseragam sekolah ikut berdemo. Mereka meminta PT KAI menunda penggusuran yang seharusnya dilakukan pada hari ini. “Kalau bisa jangan lah hari inj kami di gusur, sama sekali kami tak menentang PT kAI melakukan pembangunan tapi relokasi dulu kami ke tempat yang layak,” kata seorang massa aksi dari pengeras suara.
Setelah lama berorasi akhirnya pihak manajemen PT KAI datang menanggapi apa yang menjadi tuntutan FK MPR. Disea sela aksi, Manajer Operasional Pengamanan PT KAI Sunarto mengatakan,Ā penggusuran yang harusnya dilakukan hari inj jntuk swmentara ditunda.
“Sesuai jadwal, harusnya penertiban kami lakukan hari ini. Namun, karena melihat situasi, penertiban kami tunda dalam batas waktu yang tidak ditentukan,” kata Sunarto dihadapan ratusan massa aksi.
Mendengar penjelasan Sunarto, massa yang belum puas akhirnya melanjutkan aksi ke kantor Pemerintaan Kota Medan. Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto juga turun e lapangan memantu aksi. Beberapa kali sempat terlihat massa aksi mnyalami dirinya.
Sampai di Pemko Medan, massa melanjutkan orasi. Mereka meminta agar Pj Walikota Medan bertanggung jawab atas asib mereka yang mau tergusur.”kami meminta Pj Walikota Medan agar tampil ke depan menjelaskan kepada kami, jangan sampai buat warga marah,” ujar Agum dari LBH Medan.
Warga kesal karena Pemko terkesan tutup mata dengan persoalan yang mereka alami. “Kami juga warga Medann dan kami cuma minta di relokasi,” ujar Agum lagi.
Aksi mendapat pengawaan ketat dari petugas kepolisian. Puluhan petuas Sabhara juga tampak berjaga. (Yug)
{adselite}