MENARAnews, Sulteng – Gerhana matahari total yang akan terjadi di Indonesia pada tanggal 9 Maret 2016 dapat dijadikan sebagai komoditas pariwisata yang dapat menarik para wisatawan asing.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah saat ini mulai melakukan sosialisasi dan menyiapkan beberapa titik untuk wisata gerhana matahari total. Hal ini diperlukan mengingat turis mancanegara yang berjumlah sekitar 500 orang direncanakan akan mengunjungi Sulteng untuk menyaksikan fenomena alam langka itu.
Dua baliho besar telah terpasang di jalan protokol kota Palu yang berfungsi untuk menginformasikan jadwal kegitan wisata gerhana matahari, seperti pameran industri kecil dan atraksi budaya.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulteng, Siti Norma Mardjanu, terbatasnya anggaran menyebabkan sosialisasi kegiatan ini masih terbatas. Rencananya sosialisasi baru maksimal pada bulan Februari nanti.
Beberapa wilayah di Sulteng yang akan dilalui gerhana matahari total dengan durasi yang cukup lama, sekitar 2 menit 30 detik, yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Poso.
Siti mengatakan telah menetapkan beberapa titik pengamatan di wilayah itu, antara lain.
- Kota Palu, titik pengamatan berada di Anjungan Talise di tepi Teluk Palu dan di Ngata Baru, Kecamatan Mantikulore.
- Kabupaten Sigi, titik pengamatan berada di Puncak Mantatimal dan daerah Gumbasa di kawasan Taman Nasional Lore Lindu
- Kabupaten Poso, titik pengamatan beradai di Danau Poso, Tentena, Kecamatan Pamona Puselembah.
Menurut Siti, titik-titik pengamatan itu ditentukan berdasarkan pertimbangan dari BMKG dan keterjangkauan lokasi dengan objek wisata lainnya di wilayah sekitar.
Misalnya di titik pengamatan di wilayah Mantatimali, wisatawan tidak hanya dapat melihat gerhana matahari total, tapi juga dapat menikmati paralayang. Di Gumbasa, wisatawan juga bisa menikmati paket arung jeram di Sungai Gumbasa.
Siti menambahkan, koordinasi terus dilakukan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam wisata gerhana matahari total ini, mulai dari kelompok UKM (usaha kecil dan menengah), kepolisian, dan para pengusaha hotel.
Para pelaku usaha di Kota Palu, berpendapat bahwa gerhana matahari total merupakan fenomena alam langka yang berpotensi menjadi pintu masuk dalam memperkenalkan kekayaan budaya, potensi ekonomi, dan potensi wisata di Sulteng. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan itu secara tepat dan matang.
Informasi yang diperoleh MENARAnews menyebutkan bahwa turis mancanegara yang akan mengunjungi Sulteng berasal dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Inggris. Para turis mancanegara itu diprediksikan akan tinggal di Kota Palu selama empat hari. (ADF)